Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menimbang Rencana Pendirian Perguruan Tinggi Lamakera: Antara Peluang dan Tantangan

15 Mei 2024   20:14 Diperbarui: 15 Mei 2024   20:42 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Azis Maloko

Salah satu agenda pembangunan peradaban Lamakera yang santer dipercakapkan belakangan ini adalah rencana pendirian perguruan tinggi. Untuk pertama kali mendapat informasi mengenainya melalui "Draft Program Kerja Lamakera Hasil Musyawarah Reuni Akbar Keluarga Besar Lamakera Tahun 2023" yang dikirim melalui WhatsApp. Itupun secara khusus diminta untuk dikirimkan. Hal demikian perlu ditekankan oleh karena pernah minta beberapa kali pada orang berbeda, namun yang ada hanya "janji manis" yang tidak berwujud sama sekali. Alasan berkali-kali minta data semacam itu adalah hasrat ingin tahu karena tidak sempat ikut bergabung dalam kegiatan reuni yang berlangsung di Lamakera waktu itu.

Termasuk alasan lainnya adalah karena data tersebut merupakan rumusan konkrit masyarakat Lamakera, khususnya kalangan akademikus, birokrat, elit dan diaspora, tentang wajah peradaban Lamakera ke depannya. Ya, program kerja merupakan perwujudan dari gagasan besar dan brilian (big and brilliant ideas) kalangan akademikus, birokrat, elit dan diasporanya Lamakera tentang apa dan bagaimana wajah peradaban Lamakera ke depannya dalam horoskop waktu. Dalam kaitannya dengan grand thema kegiatan reuni, maka program kerja semacam itu sebagai upaya konkritisasi dan kristalisasi gagasan besar dan brilian masyarakat Lamakera dalam rangka untuk membangun Lamakera berkeadaban.

Meskipun, gagasan besar dan brilian semacam itu tidak ditulis dengan sedemikian rupa untuk dipublikasikan, baik dalam bentuk Buku Laporan Kegiatan Reuni maupun dipublikasi melalui kanal media yang tersedia. Bila dibandingkan dengan reuni sebelum-sebelumnya, sebut saja Reuni III dan IV yang berlangsung pada tahun 1996 dan 2011, di situ rupanya hasil kegiatan reuni didokumentasikan dengan sedemikian rupa hingga bisa dibaca oleh publik Lamakera. Kita ambil saja contoh untuk Reuni III. Di situ rangkaian kegiatannya didokumentasikan dengan judul "Capita Selekta Reuni III Warga Lamakera Solor Timur Juni 2023" berjumlah 67 halaman dengan visi misinya adalah "Membangun Lewotanah ke Depan".

Itulah di antara problem lain yang tengah terjadi di kalangan akademikus-intelektualnya Lamakera, pernah bahkan hingga kini masih berurusan dengan habitus literasi, namun kegiatan langka semacam itu malah luput dari habitus literasi. Bersamaan dengan itu, banyak juga menuntut agar kiranya ada "penulisan ulang" sejarah Lamakera. Sementara pada sisi lain, peristiwa yang begitu langka dan terjadi dalam konteks kekinian dan kedisinian (baca: masih begitu dekat dengan kita bila dibandingkan dengan sejarah Lamakera yang terpaut jauh sekali jaraknya dengan kita) malah tidak dituliskan dengan sedemikian rupa. Padahal habitus literasi merupakan kerja-kerja peradaban; menjaga dan merawat warisan original sejarah.

Kembali pada laptop! Dalam draft tersebut terdapat banyak rumusan konkrit dan sistematis terkait dengan program kerja sebagai hasil rekomendasi musyawarah reuni Akbar keluarga besar Lamakera yang akan ditindaklanjuti sesuai dengan kesepakatan bersama. Di dalamnya terdapat bidang, program, bentuk kegiatan, waktu pelaksanaan, sumber dana/biaya dan (termasuk) penanggung jawab masing-masing. Nah, rencana pendirian perguruan tinggi masuk dalam bidang pendidikan, salah satu bidang dari sekian banyak bidang yang dirumuskan (kalau tidak salah kurang lebih enam bidang, mulai dari bidang pemerintahan, pendidikan, ekonomi, sumberdaya manusia, organisasi dan kelembagaan serta keagamaan).

Sebenarnya jauh sebelumnya sudah terdapat banyak ide bahkan catatan khusus sebagai rekomendasi untuk dipertimbangkan dalam forum musyawarah reuni. Salah satu catatan tersebut terekam dengan baik dalam tulisan yang bertajuk "Reuni dan Geliat Pengembangan Ekonomi Masyarakat Lamakera". Tulisan tersebut mengudara di kompasiana.com kurang-lebih enam hari sebelum pelaksanaan event reuni Akbar di Lamakera, yakni tanggal 19 Juni 2023. Di dalamnya terdapat beberapa rekomendasi penting di antaranya adalah "pendirian perguruan tinggi". Hal demikian selain sebagai wujud pemberdayaan SDM Lamakera, pun juga sebagai ikhtiar menyambung "tali sejarah" yang sempat diikhtiarkan alm. Ali Taher.

Masyarakat Lamakera (harus) tahu dan menyadari bahkan tidak boleh lupa akan sosok seorang alm. Ali Taher Perasong (selanjutnya disingkat ATP) meski raganya tidak lagi bersama kita. Sebab, ATP merupakan salah satu generasi geniusnya Lamakera, memiliki kontribusi yang begitu besar terhadap "kebangkitan" kembali pembangunan dan peradaban Lamakera. Banyak gagasan, karya dan rekam jejaknya terkait dengan pembangunan peradaban Lamakera, setidak-tidaknya beberapa tahun belakangan ini, yakni semenjak tahun 2011 yang ditandai dengan adanya kegiatan reuni akbar keluarga Lamakera se-Indonesia yang diprakarsai oleh PKLS Jakarta untuk kesekian kalinya setelah terakhir pada tahun 1996.

Renovasi masjid al-Ijtihad Lamakera yang begitu megah dan panoromatik beserta menaranya yang begitu tinggi (mencakar langit); pembangunan gedung MAN 2 Flores Timur (dulu bernama MA Plus) disertai dengan penegerian semua sekolah agama di Lamakera, mulai dari MIS, MTs dan MAS, dan beberapa sekolah lainnya di sekitar Lamakera; pembangunan abrasi tahapan pertama (karena rencananya dilanjutkan lagi) di bibir pantai Lamakera, mulai dari tanjung Motonwutun hingga di bawah Lembah Peradaban adalah kontribusi nyata yang dipersembahkan oleh seorang ATP untuk "memulai" kembali pembangunan dan peradaban Lamakera. Termasuk gagasan besarnya adalah membangun perguruan tinggi di Kupang.

Dalam konteks demikian, kita harus jujur membaca rencana pendirian perguruan tinggi Lamakera dalam frame melanjutkan misi seorang ATP yang belum sempat terwujud. Sekiranya seorang ATP sebagai sosok yang memulai kembali gagasan (ijtihad) dan ikhtiar dalam mendirikan perguruan tinggi, maka rencana pendirian perguruan tinggi Lamakera belakangan ini merupakan kelanjutan darinya. Sehingga, pelbagai rangkaian agenda pembangunan peradaban Lamakera dalam konteks kekinian dan kedisinian boleh diandaikan sebagai bagian dari upaya menyambung kembali "tali sejarah" yang dimulai para founding fathers Lamakera dalam sejarah, khususnya seorang ATP, yang sempat "terputus".

Rencana pendirian perguruan tinggi kembali mencuat dan mengudara dalam percakapan dan diskursus masyarakat Lamakera setelah Yayasan Amal Lamakera (yang disingkat dengan YAMALI) "mengafirmasi" apa yang menjadi rekomendasi dan program kerja hasil musyawarah reuni keluarga besar Lamakera pada tahun 2023 sebagai bagian dari program kerjanya yang mesti ditindaklanjuti dengan segara. Sama dengan beberapa program kerja hasil rekomendasi musyawarah reuni akbar keluarga Lamakera yang sudah terealisasi dan terwujud, di antaranya adalah masuk dan beroperasinya Sabuk Nusantara di pelabuhan Lamakera, pembukaan akses jalan atas dan pembangunan Rumah al-Qur'an (yang sementara tahapan finishing).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun