Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Puasa, al-Qur'an dan Civilization Engineering (2)

31 Maret 2024   09:49 Diperbarui: 31 Maret 2024   09:49 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Perihal kisah tersebut terdapat beberapa hikmah dan oelajar penting untuk dikemukakan. Pertama sekali al-Qur'an hendak menginformasikan kepada umat manusia belakangan terkait dengan sejarah peradaban umat sebelumnya untuk diambil pelajar bahwa tidak apa-apa membangun sebuah tatanan peradaban yang megah dan dahsyat asalnya tetap berada pada koridor yang ditetapkan Tuhan sekalian alam. Tidak boleh dengan capaian tingkat peradaban yang dibangun membuat seseorang sampai lupa eksistensinya hingga mendaki dirinya sebagai "rabb paling tinggi" (ana rabbukumul a'la), melakukan kezaliman, perang, genosida dan seterusnya.

Dengan kata lain, informasi al-Qur'an tentang peristiwa masa lampau berkaitan dengan peradaban dalam rangka untuk diketahui dan diyakini sekaligus diingatkan dari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalamnya serta memberikan edukasi dan motivasi agar membangun sebuah peradaban pada masa-masa yang akan datang. Hikmah dan pelajaran inilah nantinya pada sejarah-sejarah awal Islam hingga masa dinasti-dinasti Islam lahir dan berkembangnya peradaban Islam dengan begitu megah dan pesatnya. Karena di sana umat Islam telah disuntik pengetahuan dan spirit untuk membangun peradaban dalam rangka mewujudkan kemaslahatan bagi semesta.

Ketiga; sebelum al-Qur'an turun umat manusia, khususnya di semenanjung Jazirah Arabia, hidup dalam peradaban jahiliah dan barbaria. Di sana terjadi pelbagai penyimpangan dalam hidup dan kehidupannya, baik berkaitan dengan agama (keyakinan dan peribadatannya) berupa menyembah berhala maupun secara khusus berkaitan dengan relasi kehidupan sosial antar entitas masyarakat tertentu semisal perempuan dan masyarakat yang memiliki strata sosial rendah akan diperlakukan secara diskriminatif, terjadi perang antar kabilah bahkan ada praktek jual-beli perempuan, pewarisan perempuan dan pertukaran pasangan.

Selain itu, semesta Arab Jahiliah juga diliputi oleh pelbagai macam persoalan lainnya semisal terjadinya dekadensi dan kemerosotan moral, kesewenang-wenangan kekuasaan, ketidakadilan dan ketidakpastian hukum. Masyarakat Arab Jahiliah hidup dalam pelbagai bayang-bayang penyimpangan mulai kebiasaan minum-minuman keras, berjudi, pergaulan bebas hingga praktek seks bebas. Kondisi demikian nyaris sesuai dengan kejahilian yang meliputi kehidupannya. Masyarakat Arab Jahiliah benar-benar hidup dalam kabut gelap dan pekat kejahiliaan hingga melakukan pelbagai penyimpangan dalam banyak hal dan aspek kehidupannya.

Ketika Islam datang ditandai dengan turunnya ayat pertama dan seterusnya, kondisi peradaban masyarakat Arab Jahiliah mulai sedikit demi sedikit mengalami sentuhan lembut dari risalah al-Islam. Proses rekayasa peradaban Islam mulai berjalan dan bekerja dengan cara mengkritik, mengoreksi, memperbaiki dan menyempurnakan tata peradaban yang sudah ada. QS al-'alaq/1-5 memberikan kontribusi besar bagi kerja-kerja rekayasa peradaban masyarakat Arab Jahiliah berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. Rekayasa peradaban berbasiskan teologi membaca dan kebergantungan kepada Tuhan. Meskipun pada awal fajar keislaman, keberterimaan masih terbatas.

Rekayasa peradaban Islam pada awal-awal fajar keislaman terbilang berjalan dengan baik, meski diperhadapkan dengan pelbagai tantangan dan rintangan silih berganti di dalamnya. Rekayasa peradaban bermula dari melakukan transformasi peradaban kepada lingkaran keluarga terdekat (yang dikenal dengan metode dakwah sirriyah)  lalu kemudian melakukan transformasi peradaban secara terang-terangan (dakwah jahriyah). Salah satu wujud rekayasa peradaban awal yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw adalah membangun institusi pendidikan yang bernama Bait al-Arqam untuk menyiapkan SDM dalam rangka melakukan rekayasa peradaban selanjutnya.

Puncaknya rekayasa peradaban dilakukan di kota Madinah setelah proses hijrah dari Makkah. Di kota Makkah rekayasa peradaban tidak lagi bersifat kultural sebagaimana halnya berlangsung di kota Makkah selama kurang lebih 13 tahun itu. Di Madinah, Nabi beserta sahabatnya dari kalangan Muhajirin maupun Anshor merumuskan peta jalan rekayasa peradaban Islam ke depannya. Maka, lahirnya sebuah rekayasa peradaban yang bernama kota Madinah dengan Piagam Madinahnya. Pembangunan fisik peradaban pun gencar dilakukan bersamaan dengan pembangunan iman dan ketakwaan. Lembaga-lembaga pemerintahan dan pendidikan pun terbentuk.

Piagam Madinah merupakan sebuah rekayasa peradaban yang terbilang begitu visioner dan progresif. Piagam Madinah merupakan konstitusi tertulis dan modern (pertama) dalam sejarah ketatanegaraan. Terdiri dari kurang lebih 47 Pasal yang mengatur sistem perpolitikan, keamanan, kebebasan beragama, toleransi, kesetaraan di muka hukum, perdamaian dan pertahanan dalam kehidupan bernegara. Termasuk mengatur relasi umat agama lain dalam sistem pemerintahan. Di antara impactnya adalah  terjadilah rekayasa peradaban terhadap Makkah dalam bentuk melakukan Fath al-Makkah, sehingga Makkah berubah wajah menjadi peradaban Islam.

Setelah itu rekayasa peradaban berlanjut pada masa Khalifah Al-Rasyidin, Daulah Umawiyah dan Dinasti Abbasiyah. Pada dua dinasti Islam inilah boleh dikatakan sebagai puncaknya kemajuan dan kejayaan peradaban Islam. Karena, pada masa-masa itu, peradaban Islam maju dan jaya dari pelbagai aspeknya. Di sana lahir pelbagai lembaga pemerintah modern lengkap dengan institusi-institusinya semacam trias politica (meskipun akarnya sudah ada sebelum-sebelumnya). Di sana pula lahir institusi pendidikan beserta deretan ulama dan ilmuan terkemuka, perpustakaan megah, ilmu pengetahuan, temuan-temuan baru di bidang sains dan teknologi dan lainnya.

Tidak kalah penting juga pada masa-masa itu lahir pula Rumah Sakit, lembaga-lembaga pengembangan ekonomi umat dan seterusnya. Karena, puncak kemajuan dan kejayaan peradaban Islam inilah dalam catatan sejarah bangsa Barat sampai berguru dan berhutang pada peradaban Islam. Di mana bangsa Barat belajar banyak pada kemajuan dan kejayaan sains dan teknologi dalam peradaban Islam. Di sana pula terjadi proyek besar-besaran bernama penerjemahan kitab-kitab berbahasa Arab ke dalam bahasa Asing untuk dijadikan rujukan dalam pengembangan sains dan teknologinya. Sebut saja kitab asy-syifa karya Ibnu Sina.

Tahapan-tahapan Civilization Engineering 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun