Farel Aditia,Azhar Luthfy Harahap,Nabila Sabrina,Asa Fit,Zahwalia
Universitas AndalasÂ
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah membahas tentang makna penggunaan kalimat Sarkasme BEM FISIP Unair terkait karangan bunga yang di tunjukkan kepada Presiden dan Wakil Presiden melalu perspektif Bahasa Indonesia dan kewarganegaraan. Hal ini bahwasannya BEM FISIP Unair ingin menyampaikan aspirasi kepada Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih tetapi dalam penyampaian tersebut mereka tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar tetapi menggunakan bahasa yang merujuk kepada pencemaran nama baik Presiden dan Wakil Presiden terpilih tersebut yang dimana terdapat bukti dalam akun Instagram @mood.jakarta. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah deskripsi kualitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa BEM FISIP Unair belum menggunakan bahasa yang baik dan benar karena dalam karangan bunga yang mereka buat menggunakan bahasa yang menjelekkan beberapa pihak seperti Presiden dan wakil Presiden . Penelitian ini diharapkan menjadi kesadaran bagi mahasiswa maupun masyarakat Indonesia untuk lebih bijaksana dan berhati-hati dalam menyampaikan aspirasi.
Kata Kunci: Aspirasi mahasiswa; pencemaran nama baik; kesadaran berbahasa; sarkasme.
Abstract
The purpose of this research is to discuss the meaning of BEM FISIP Unair's use of sarcasm regarding flower arrangements which are proven to the President and Vice President through the perspective of Indonesian and citizenship. This means that BEM FISIP Unair wants to convey their aspirations to the elected President and Vice President, but in this representation they do not use good and correct language but use language that refers to spreading the good name of the elected President and Vice President, of which there is evidence in the Instagram account. @mood.jakarta. The research method that researchers use is qualitative description. The results of the research revealed that BEM FISIP Unair had not used good and correct language because the flower bouquets they made used language that vilified several parties such as the President and Vice President. It is hoped that this research will raise awareness among Indonesian students and society to be wiser and more careful in conveying their aspirations.
Keywords: Student aspirations; defamation; language awareness; sarcasm.
Â
PENDAHULUAN
Latar Belakang MasalahÂ
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Bahasa memiliki pengertian sebagai suatu sistem lambang bunyi yang abriter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa digunakan untuk menyampaikan sebuah maksud dan tujuan yang akan disampaikan dan terjalinnya komunikasi timbal balik oleh dua pihak atau lebih. Dengan adanya bahasa,semua manusia bisa memahami satu sama lain. Bahasa sendiri mengandung unsur kata dan kalimat yang memiliki berbagai makna yang saling berbeda tergantung konteks yang sedang dibicarakan. Salah satunya adalah penggunaan kalimat sarkasme.
Ganie (2015:259) mengatakan bahwa Sarkasme adalah suatu gaya bahasa yang mengungkapkan sindiran secara kasar, bersifaat mencemooh, menyakitkan hati, dan tidak enak didengar.
Sarkasme sendiri memiliki konotasi yang bersifat negatif karena adanya suatu kalimat tersirat yang digunakan itu bersifat menjelekkan seseorang yang dituju,berbeda dengan kalimat satire yang bersifat humor atau lucu, sarkasme menggunakan sebuah kalimat sindiran yang terkesan tidak baik atau kasar yang bertujuan menjatuhkan lawan yang dituju.
Kalimat Sarkasme sering digunakan dalam ruang lingkup masyarakat terhadap pemerintah. Sering kali di kehidupan nyata pemerintah melakukan suatu tindakan atau kebijakan yang terkadang tidak sejalan dengan prinsip kenegaraan seperti adanya pelanggaran dalam berbagai aspek seperti aspek sosial,budaya,hukum,ideologi,dan sebagainya. Dalam hal inilah yang membuat masyarakat di suatu negara melakukan suatu kritikan terhadap pemerintah. Kritik itu sendiri bersifat membangun dan juga bersifat menjatuhkan. Salah satu kritikan menjatuhkan terjadi pada mahasiswa terhadap Presiden dan Wakil Presiden.
Pada beberapa waktu belakangan ini media sosial dihebohkan dengan berita aksi Mahasiswa BEM FISIP Unair memberikan ucapan selamat atas terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden Indonesia ke-8, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dengan menggunakan karya seni karangan bunga yang memuat beberapa kalimat bermakna Sarkasme yang ditujukan oleh beberapa pihak.
Aksi Kritik ini mengundang kontroversial di media sosial. Pada salah postingan akun instagram @mood.jakarta banyak warganet menulis ketidaksetujuan atas kritikan yang dilakukan oleh BEM FISIP Unair karena menggunakan kata-kata yang bersifat menyindir dan menghina yang sepatutnya tidak dilakukan seorang mahasiswa.
Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
 Pada Informasi yang sudah ditulis di atas, Pentingnya untuk mengetahui dan memahami makna dari penggunaan gaya bahasa Sarkasme yang dilakukan oleh Mahasiswa terhadap kritikan Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini sangat penting dilakukan karena bagaimana suatu kalimat Sarkasme digunakan di ruang publik dan apa latar belakang yang mendasarinya dari ruang lingkup kewarganegaraan.
Gap Penelitian
Penelitian tentang gaya bahasa dalam sebuah media biasanya terjadi pada karya-karya seperti pantun, puisi, cerita rakyat, gurindam dan sebagainya. Contohnya pada penelitian tentang penggunaan gaya bahasa pada puisi-puisi karya Fadli Zon. Disana peneliti memaparkan analisis mengenai apa saja bentuk gaya bahasa yang digunakan oleh Fadli Zon dalam membuat sebuah puisi. Namun, kekurangan pada penelitian tersebut ialah tidak adanya penilaian dari sudut pandang masyarakat mengenai puisi-puisi karya Fadli Zon tersebut. Peneliti hanya memberi penilaian subjektif tentang puisi-puisi tersebut.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa penulisan di dalam puisi-puisi karya Fadli Zon tersebut memiliki banyak gaya bahasa, salah satunya sarkasme. Sedangkan organisasi BEM FISIP di Unair juga melakukan kegiatan serupa namun dalam bentuk karangan bunga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya bahasa yang digunakan oleh BEM Fisip Unair didalam karangan bunga tersebut. Penelitian ini juga ingin memaparkan bagaimana tanggapan masyarakat mengenai karangan bunga tersebut, sehingga tidak terjadi penilaian secara subjektif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatitf deskriptif dengan pendekatan analisis studi kasus.Metode ini dipilih karena metode ini cocok untuk menganalisis kasus ini.Dimana kasus ini membicarakan tentang ujaran kebencian yang dilakukan oleh BEM FISIP Unair melalui sebuah karangan bunga.Sumber data dalam penelitian ini adalah teks tertulis dari artikel media massa.Data juga diambil dari media sosial dan komentar tanggapan masyarakat mengenai kasus ini.Â
Data diambil melalui teknik pengambilan data menggunakan internet dan memakai perangkat handphone dan laptop. Data dikumpulkan berdasarkan hasil analisis dari wawancara oleh salah satu media berita. Selanjutnya, data dianalisis dengan teknik analisis studi kasus. Studi kasus adalah penelitian kualitatif yang meneliti secara mendalam satu objek tertentu untuk membongkar realitas di balik fenomena. Penelitian ini lebih baik digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dalam intervensi kehidupan nyata yang terlalu rumit untuk survei atau strategi eksperimental..
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Alasan Penciptaan Kalimat Sarkasme di Karangan BungaÂ
Karangan bunga yang berisi sindiran terhadap Presiden dan Wakil Presiden diciptakan oleh organiasasi kampus BEM FISIP Unair. Tauffahati Ullayah Bachtiar adalah seorang Presiden BEM FISIP yang sudah menjabat sejak bulan Desember 2023 hingga sekarang. Diketahui ia adalah seseorang mahasiswi dari program studi Antropologi tahun 2021.Tuffa dikenal sebagai mahasiswi yang aktif dalam organisasi dan memiliki sikap yang kritis. Alasan Tuffa membuat karangan bunga bernada sarkasme ini karena adanya dugaan pelanggaran HAM .Tuffa juga mengungkapkan adanya kaijian ilmiah yang belum dipublikasikan.Penciptaan karangan bunga tentu tidak pantas dilakukan oleh seorang mahasiswa karena melanggar hukum sebagai warga negara yang dijelaskan dalam Undang Undang Nomor 1 Tahun 2023 dalam pasal 218 ayat 1 dijelaskan (1) Setiap orang yang di muka umum menyerang kehormatan atau harkat dan martabat diri Presiden atau Wakil Presiden dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak kategori IV.
Komentar Masyarakat di Media Sosial Instagram @mood.jakarta
Komentar masyarakat terhadap penggunaan kalimat sarkasme oleh BEM UNAIR melalui karangan bunga tersebut dominannya berupa kritikan negatif dikarenakan masyarakat merasa bahwa penggunaan kalimat sarkastis dan kasar tidak sesuai dengan norma dan etika. Mereka berpendapat bahwa kritik harus disampaikan dengan cara yang lebih bijaksana dan tidak merusak nama baik pihak yang dikritik maupun yang mengkritik itu sendiri. Beberapa komentar masyarakat oleh salah satu akun intagram di media sosial seperti mengatakan bahwa "Jadi mahasiswa sok-sok an idealis kalau udah jadi pejabat ya pastinya ikutan arus mana itu idealis dan memperjuangkan rakyat tuh banyak mantan aktivis mahasiswa yang pas udah jadi pejabat lupa visi misinya hahhahah", dan juga ada salah satu akun lainnya yang berbicara seperti ini " disuruh sekolah biar ikut bagun negeri, memberi ilmu tenaga pikiran untuk negara kelak, malah nyinyir dirimu, suka provokasi, adab yang tidak baik ditiru, selamat mengaggur untuk masa depan mu nak".
Menafsirkan Makna Kalimat Sarkasme Serta Latar Belakang yang Mendasarinya.
Pada papan karangan bunga tertulis kalimat yang berisi "Selamat atas dilantiknya jenderal bengis pelanggar ham dan professor ipk 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Yang Lahir Dari Rahim Haram Konstitusi"Â
Pada kalimat di atas berisi kata-kata yang mengandung unsur sarkasme yang ditujukan kepada Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka,penggunaan kalimat di atas memiliki makna yang akan ditafsirkan satu persatu dalam ruang lingkup kewarganegaraan.
Jenderal bengis pelanggar ham dan Ketua Tim Mawar
kalimat ini ditujukan kepada Prabowo Subianto karena Prabowo mempunyai keterlibatan dalam kasus pelanggaran ham yang terjadi pada tahun 1998 lalu. Prabowo merupakan bagian dari kelompok tim mawar,yaitu kelompok yang turut andil dalam penculikan terhadap para aktivis 98 dan hilangnya beberapa aktivis yang sampai saat ini belum ditemukan. Adanya isu tersebut tentu menarik perhatian masyarakat di media sosial yang meminta Prabowo turun dalam pencalonan sebagai Presiden Republik Indonesia.
Namun,isu tersebut dibantahkan oleh Partai Gerinda dan politikus lainnya karena tidak adanya bukti bahwa Prabowo terlibat dalam penculikan aktivis tersebut.
Profesor IPK 2,3Â
Merujuk pada Wakil Presiden yaitu Gibran Rakabuming Raka,hal ini bermula pada salah satu akun X dengan username @BangBudiKur membagikan foto IJazah Gibran yang berisi nilai terendah yang apabila disetarakan nilainya di Indonesia hanya mendapatkan IPK 2,3.Â
Rahim Haram KonstitusiÂ
Kalimat di atas masih merujuk pada Gibran karena Ia mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden yang saat ini umurnya masih 36 tahun. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan undang undang yang berlaku bahwa minimal syarat usia dalam mencalonkan diri sebagai Presiden dan Wakil Presiden minimal 40 tahun. Gibran dianggap sebagai pelanggar konstitusi karena syarat usia pencalonan wakil presiden diubah menjadi 36 tahun.
Admin Fufufafa Â
Fufufafa merujuk pada salah satu akun Kaskus Yang diduga pemilik dari akun tersebut.Akun tersebut berisi sindiran dan hinaan yang ditujukan oleh Prabowo Subianto saat beliau mencalonkan diri sebagai Presiden pada tahun 2014 lalu.
"Saya lagi membayangkan prabowo mendaki semeru trus pas nyampe di puncak,dia mengibarkan bendera merah putih lalu dia berteriak,"titiekkkk kembalilah ke pelukanku'' trus habis itu dia menggelinding ke bawah seperti seekor landak pas nyampe di bawah, dia langsung membeli jagung bakar."Postingan ini ditulis pada 21 Juni 2014 lalu.
Tidak hanya Prabowo,anaknya yang bernama Didit Hediprasetyo turut mengalami ujaran kebencian yang ditulis pada tahun 2017-2018 yang berisi :
Istri cerai
Anak Homo
Trus mau lebaran sama siapa?
Kasihan capres yang anaknya fashion designer homo.
Mulyono ( Bajingan Penghancur Demokrasi )
Nama "Mulyono"merujuk pada nama kecil dari Jokowi yang baru saja lahir.Karena sering sakit,kedua orang tuanya mengganti namanya menjadi Joko WIdodo yang dikenal hingga saat ini.
Bajingan Penghancur Demokrasi ditujukan kepadanya karena ia melanggar konstitusi dengan membantu anaknya maju menjadi calon Wakil Presiden dengan mengubah peraturan batas syarat usia calon Presiden dan Wakil Presiden dan Kaesang Pangarep yang saat itu ingin mencalonkan diri menjadi Gubernur Jakarta.
Proses AnalisisÂ
Â
Selama progres jurnal kami berlangsung, kami mengalami beberapa kendala selama proses pengerjaan jurnal ini. Kendalanya yaitu anggota kelompok kami tidak bisa mengerjakan tugas secara langsung atau bertatap muka, karena jadwal dari setiap anggota kelompok kami tidak sama dan tidak menemukan waktu luang,pengerjaan tugas harus dilakukan secara online dan kami melakukan pembagian tugas untuk proses pengerjaan jurnal ini sehingga materi yang kami belum berjalan secara optimal.Â
SimpulanÂ
Kalimat sarkasme yang ditulis di karangan bunga BEM FISIP Unair memiliki tujuan untuk mengkritik kebijakan dan tindakan Presiden dan Wakil Presiden, terutama terkait dengan isu pelanggaran HAM, IPK rendah, Ujaran Kebencian di akun media sosial, dan juga adanya pelanggaran konstitusi mengenai syarat usia calon wakil presiden.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun gaya bahasa sarkasme sering digunakan sebagai bentuk kritik yang tajam terhadap pemerintah, penting bagi masyarakat, terutama mahasiswa yang terlibat dalam organisasi kampus, untuk memperhatikan lagi tata bahasa yang digunakan dan bagaimana dampaknya dalam kehidupan sebagai warga negara.
DAFTAR PUSTAKA
Ganie, Tajuddin Noor. (2015), "Buku Induk Bahasa Indonesia". Yogyakarta, Penerbit: Angkasa.
Dian Uswatun Hasanah, Ferdian Achsani, dan Iqbal Syahrul Akbar (2019), "ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA PADA PUISI-PUISI KARYA FADLI ZON".5(1), Hal 13-26.Â
Setiawan, M. D. (2024). Tribun News, "Alasan BEM FISIP Unair Pasang Karangan Bunga untuk Prabowo-Gibran: Kami Ada Kajian Ilmiahnya", https://m.tribunnews.com/amp/regional/2024/10/28/alasan-bem-fisip-unair-pasang-karangan-bunga-untuk-prabowo-gibran-kami-ada-kajian-ilmiahnya. Diakses pada 25 November 2024, Pukul 19.00 WIB.Â
Tim News. (2024), liputan6.com. "Reaksi Gibran soal Viral IPK-nya cuma 2,3" https://www.liputan6.com/amp/5513221/reaksi-gibran-soal- viral- ipk-nya-cuma-23. Diakses pada 24 November 2024, Pukul 20.00 WIB.
Puspitalova, A. T., & Arjanto, D. (2024), Tempo. "Jokowi Ramai di Medsos    dengan Sebutan Mulyono, Begini Muasalnya". https://www.tempo.co/politik/jokowi-ramai-di-medsos-dengan-sebutan-
 mulyono-begini-muasalnya-7223. Diakses pada 24 November 2024, Pukul 07.30 WIB.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI