Tok, tok, tok suara pintu rumah ku diketuk, aku pun terbangun
"Ada apa?"
"Di gerbang desa ada dua orang yang ingin menemui bapak. Pakaiannya rapih pak"
"Bangunkan semua warga. Suruh mereka keluar untuk di depan rumahnya masing-masing dan membawa goloknya masing-masing. Perlihatkanlah golok tersebut kepadanya ketika melewati setiap rumah"
"Baik pak"
"Antar mereka ke sini. Mereka akan menemui aku, pak tua dan petinggi-petinggi yang lainnya. Bilanglah kepada warga mereka bisa ikut serta mendengar kepentingan orang tersebut datang kemari. Itu saja, terima kasih mar, aku akan bersiap-siap dahulu"
"Iya pak, sama-sama. Marlo izin pamit dahulu untuk memberitahu warga dan mempersilakannya masuk dan membawanya kesini" ucap marlo sambill berpamitan denganku.
Setelah aku rapih, aku melihat ke jendela, keluargaku sudah siap dengan tatapannya dan golok di tangan masing-masing untuk menyambut orang tersebut. Dua orang itu berjalan ke arah sini bersama Marlo. Di sini aku sudah bersama pak tua dan keluargaku yang lain, kami sudah siap.
Tok, tok, tok suara pintu dan diiringi dua orang tersebut datang bersama Marlo.
Aku mempersilakan mereka duduk, tak ada minuman atau pun makanan yang kami beri ke mereka. Pintu dibuka lebar oleh Marlo, dan warga desa duduk menyaksikan perbincangan kami. Mereka menoleh ke belakang, melihat warga yang ramai dan juga golok di tangannya masing-masing, muka dua orang itu berubah menjadi sedikit ketakukan.
"Ada perlu apa jauh-jauh datang ke desa kami?"