Mohon tunggu...
Ayu Nur Alizah
Ayu Nur Alizah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Hello! Kadang suka nulis cerpen/curhat/puisi. Kalau suka sama tulisan saya https://trakteer.id/iuxxyz, kasih uang jajan ke saya ya! hihihihi Terima kasih!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Rampas Tanah Adat Kami

12 Februari 2022   20:22 Diperbarui: 12 Februari 2022   20:36 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi: www.instagram.com/fadilmlnn

"Sebenarnya dengan atau tanpa persetjuan dari bapak-bapak sekalian. Negara mempunyai hak untuk mengelola tanahnya untuk kepentingan banyak orang.  Saya akan pulang, dan ketika saya datang kesini lagi. Akan membawa surat untuk mengelola tanah di sini. Saya pamit"

"Lho, pak tidak bisa seperti itu pak". Ucapku teriak. Aku sudah bersiap-siap membawa golok dan menyusul Gubernur tersebut, namun ditarik oleh pak tua.

"Jangan seperti itu Basri! Kamu akan membunuh orang. Ingat, jika dia membawa golok. Baru kita boleh membalas dengan golok"

"Dasar keparat! orang-orang bajingan!" teriakku karena tidak bisa melampiaskan amarahku."

Warga meyoraki dan menyirami Gubernur tersebut dengan air dan pengawalnya melindunginya dengan payung. Tiba-tiba banyak aparat kepolisian datang, lengkap dengan alat pelindung diri dan membawa senjata. Terjadi dorongan antar warga desa dan polisi. Terdengar suara tembakan ke udara. Saya sangat marah dan tetap ingin menuju gubernur brengsek tersebut.

"Pak, tenang pak" Noella menarik tangan ku,

"Noella udah bilang ke ka Nadien, kemungkinan ka Nadien lima hari perjalanan kesini pak.

Noella, pak tua, dan yang lainnya mecoba menenangkanku. Aku paham emosi tidak bisa berpikir dengan kepala dingin. Keputusan yang akan kuambil dalam keadaan emosi hanyalah keputusan yang gegabah. Pak tua memintaku untuk beristirahat terlebih dahulu. Aku pun masuk ke dalam kamar, berharap yang dibicarakan Gubernur tersebut hanyalah ancaman semata, dan berharap Nadien dapat membantu kami.

...

Lima hari pun berlalu, Nadien dan dua temannya bernama Abigail dan Julius sampai di sini. Aku menyambut mereka dan menceritakan kejadian semuanya. Nadien dan temannya ingin mencari bu Elle untuk sekalian diwawancara. Noella mencari bu Elle di desa seberang, dan menjelaskan apa yang akan dibuat oleh Nadien untuk membongkar kasus penggusuran tanah adat untuk keperluan sektor bisnis kebun kelapa sawit. Bu elle bersedia, dan langsung menuju rumah Noella.

Nadien mempersiapkan beberapa pertanyaan sedangkan temannya, satu menyiapkan kamera untuk video, dan satunya untuk foto sebagai bukti bahwa mereka memang melakukan wawancara langsung. Nadien mulai bertanya kepada Elle. Aku pun diwawancara, berbeda dengan Elle. Aku menceritakan dengan sedikit emosi yang tersisa. Sampai akhirnya video tersebut selesai dibuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun