Mohon tunggu...
Ayu Nur Alizah
Ayu Nur Alizah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Hello! Kadang suka nulis cerpen/curhat/puisi. Kalau suka sama tulisan saya https://trakteer.id/iuxxyz, kasih uang jajan ke saya ya! hihihihi Terima kasih!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Rampas Tanah Adat Kami

12 Februari 2022   20:22 Diperbarui: 12 Februari 2022   20:36 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tok, tok, tok suara pintu rumah ku diketuk, aku pun terbangun

"Ada apa?"

"Di gerbang desa ada dua orang yang ingin menemui bapak. Pakaiannya rapih pak"

"Bangunkan semua warga. Suruh mereka keluar untuk di depan rumahnya masing-masing dan membawa goloknya masing-masing. Perlihatkanlah golok tersebut kepadanya ketika melewati setiap rumah"

"Baik pak"

"Antar mereka ke sini. Mereka akan menemui aku, pak tua dan petinggi-petinggi yang lainnya. Bilanglah kepada warga mereka bisa ikut serta mendengar kepentingan orang tersebut datang kemari. Itu saja, terima kasih mar, aku akan bersiap-siap dahulu"

"Iya pak, sama-sama. Marlo izin pamit dahulu untuk memberitahu warga dan mempersilakannya masuk dan membawanya kesini" ucap marlo sambill berpamitan denganku.

Setelah aku rapih, aku melihat ke jendela, keluargaku sudah siap dengan tatapannya dan golok di tangan masing-masing untuk menyambut orang tersebut. Dua orang itu berjalan ke arah sini bersama Marlo. Di sini aku sudah bersama pak tua dan keluargaku yang lain, kami sudah siap.

Tok, tok, tok suara pintu dan diiringi dua orang tersebut datang bersama Marlo.

Aku mempersilakan mereka duduk, tak ada minuman atau pun makanan yang kami beri ke mereka. Pintu dibuka lebar oleh Marlo, dan warga desa duduk menyaksikan perbincangan kami. Mereka menoleh ke belakang, melihat warga yang ramai dan juga golok di tangannya masing-masing, muka dua orang itu berubah menjadi sedikit ketakukan.

"Ada perlu apa jauh-jauh datang ke desa kami?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun