Sirajuddin mengawasi sekali lagi.Â
Dicobanya mengingat-ingat wajah Yasmin saat dirinya bercerai dengan Aning.Â
Hidung di bawah bingkai kacamata pink itu, sama dengan milik mantan istrinya yang dulu dia ceraikan. Begitu juga jari-jari panjangnya di belakang ponselnya. Â
Tiba-tiba saja Sirajuddin sudah memikirkan Aning. Terakhir kali mereka bertemu saat Aning memberi kabar akan menikah. Kira-kira delapan tahun yang lalu.
Diam-diam perasaan menyesal menyelimuti hati Sirajuddin. Baru dia tahu wanita yang menggodanya hanya ingin hidup senang.Â
*
"Jadi, dia bukan Yasmin anakmu?" Mak Bollong turut prihatin dengan nasib Sirajuddin.Tak lama setelah bercerai dan menikahi wanita lagi, usaha Sirajuddin bangkrut dan mobilnya terjual.Â
Sekarang setelah dua bulan Sirajuddin membuntuti gadis itu, tidak juga dia mendapatkan hasil.Â
Bagaimana mungkin Sirajuddin membuang waktu untuk mencari tahu tentang gadis itu?Â
Kemana dia pulang, apa saja kegiatannya, bahkan Sirajuddin sampai rela mangkal di depan tempat kerjanya. Namun gadis itu tak sekali pun menumpangi dokarnya.Â
Seorang laki-laki yang mungkin ayah sambungnya, selalu datang menjemput tepat waktu.