"Papa tak punya waktu untukku di akhir pekan. Dan mama tak peduli ketika aku mendapat nilai bagus dalam pelajaran menghitung. Mereka sibuk dengan pekerjaannya ...."
Aku terdiam. Apakah yang kupikirkan, sama dengan yang dia maksudkan?
"Aku turut sedih mendengarnya. Aku ingin membantumu. Mulai sekarang kita berteman ..." aku memberikan kelingking kananku.
Gadis itu diam beberapa lama.
"Asal kau mau berjanji tidak akan mencelakai murid-murid di sini lagi. Okey?"
Gadis itu menatap tajam, seolah aku baru saja mempermainkan dirinya.
"Kau jangan seperti ini. Selamanya kau tidak akan merasa tenang."
Dia menatap kelingkingku dengan ragu.
"Ayo, peluk aku."
***
Kota Kayu, 15 Desember 2022