Aku mengamati pria itu memutar-mutar ujung jarinya. Sepertinya dia tidak akan berbicara yang lainnya.
"Saya permisi, Nona."
Pria itu berlalu saat melihatku mengangguk.
Aku terus memperhatikan, sampai punggungnya melewati pintu. Setelah itu aku berjalan ke sisi jendela, dengan tanda tanya yang belum menemukan jawabannya.
Sebuah mobil bergerak meninggalkan depan kafe. Dari jendelanya yang terbuka aku melihat Tuan Glad dan seorang wanita di sebelahnya.
Sudahlah, dia mempunyai kehidupan pribadi yang tidak harus kutahu. Aku duduk kembali, dan menyesap cafe con miel.Â
Hmm, rasanya tak senikmat biasanya.
***
Kota Kayu, 20 Oktober 2022
Cerpen Ayra Amirah untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H