"Apa yang menggiring pikiran pria, sampai mereka mengira wanita begitu cerewet?" aku bertanya, di sela menikmati baked red velvet churros.
Sepasang mata di depanku mengerjap, aku bisa melihat dari balik kacamatanya. Dia berumur, pembawaannya tenang dan sangat sopan.
Dia adalah tuan Glad, yang akhir-akhir ini minum kopi denganku. Kami tak punya hubungan khusus, juga tidak membahas pekerjaan atau semacamnya. Kami hanya berteman.
"Kau tahu, wanita adalah makhluk perfeksionis. Dia selalu memikirkan tentang kesempurnaan," dia menyahut.Â
"Wanita sangat takut ada noda di pakaiannya. Dan punya kriteria macam-macam saat memilih pasangan hidupnya."
Aku tergelak. Benar juga.
"Jadi Tuan sempat mengira orang sepertiku tidak akan mau bertemu dengan Anda karena kursi roda itu, ya?
Pria itu menyesap isi cangkirnya, menggeleng sekali, lalu menatap langit-langit.Â
Oya, dia tidak merokok. Itu bagus sekali.
"Pria yang baik harus memikirkan kenyamanan orang lain, terutama wanita muda. Mereka mudah sekali merajuk, bukan?"
Aku tertawa lagi.Â