Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Secangkir Cokelat Panas di Atas Meja

3 Oktober 2021   20:05 Diperbarui: 4 Oktober 2021   04:55 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Secangkir cokelat panas di atas meja| foto: unsplash.com/Giancarlo

Tapi satu hal yang tak nyambung. Meski kau tergila-gila minum cokelat panas, kau tak pernah suka memilih pakaian berwarna coklat. Kau bilang itu menghilangkan spirit. Kau ingin selalu ceria. Itu akan memanjangkan umurmu seribu tahun lagi. Begitu katamu.

Betapa unik kau di mataku, sayang. Dan aku suka dengan gadis sepertimu. Aku tak pernah menyesal mencintaimu. Bahkan bila saat ini kau sudah meninggalkanku.

Via sayang, 

Apa kau ingat pesanku saat itu? Jangan terlalu banyak teori. Jangan dihantui oleh ketakutan. Hiduplah sewajarnya. Hiduplah seadanya seperti angin.

Dia akan bertiup semilir. Dia akan bermain di ujung-ujung daun, bercumbuan dengan ombak, merebahkan dirinya di kaki lembah.

Atau seperti malam yang selalu datang tepat waktu. Bahkan saat hujan badai sekalipun.

Hmm..., kau adalah gadis jenaka sekaligus keras kepala. 

Suatu kali aku bertanya, mengapa kau mau menjadi kekasihku? 

Jawabanmu sungguh tak lucu. Kau bilang karena aku tinggi dan kuat. Aku bisa menggendongmu saat kita terjebak banjir di jalan.

Ah, siapa juga yang mau menggendong seorang gadis di tengah ramai orang-orang? Aku takut viral! Ini bukan kisah romantis pasangan Romie and Juliet.

Oya, ada yang lucu. Bila kita lapar dan mampir di kedai bakso kesukaanmu, kau tak bisa memesan secangkir cokelat panas. Minuman yang mungkin sudah menggantikan darah ditubuhmu, saking seringnya kau menikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun