Bukankah seharusnya kau tinggal di Inggris sana? aku mencandaimu.Â
Pada musim dingin kau bisa berendam dalam bathtup dengan serbuk cokelat sebagai lulur penghalus kulit.Â
Secangkir cokelat panas tersaji di sisimu. Kau akan sangat menikmati hidup karena di sana secangkir coklat panas adalah hal yang lumrah.
Di negara kita, teh hangat adalah juaranya. Apalagi sekarang ada banyak varian.Â
Iya, ini soal selera. Aku tidak dapat memaksa, kau juga tidak dapat memaksa.
Hari ini kuracik tiga sendok bubuk coklat kakao ditambah sejumput gula, seperti resep yang sering kau berikan.
Rasanya, lumayan. Maksudku, sementara ini mungkin lidahku terlanjur akrab dengan kopi kental yang menurutmu aneh.Â
Via, lihatlah bulan di jendela. Ia bergeser beberapa senti.Â
Angin mendorong malam mendekati pagi. Orang-orang telah lama bermimpi. Tapi aku masih menikmati kenangan kita.
Oh ya, mengapa kau tak hadir saja dalam mimpiku? Aku ingin melihat bola matamu yang bulat jenaka menertawaiku saat kau anggap konyol.
Kau pernah bilang aku tak kan bisa membahagiakanmu. Aku tak akan punya cukup waktu untuk membangun istana untukmu.Â