Mohon tunggu...
Khayra
Khayra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

menulis adalah cara terbaik mengungkapkan hal yang sulit terucap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pintu yang Terkunci

13 Januari 2024   15:17 Diperbarui: 13 Januari 2024   15:32 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Okay wait ... sebenarnya kita ingin menanyakan ini sejak lama. Kejadian waktu kelas 7 kamu tiba-tiba berubah drastis, kamu jadi lebih tertutup dan pendiam sampai saat ini, apakah terjadi sesuatu saat itu, Sampai membuat kamu berubah?" tanya Jowie padaku.

"Ah, betul yang itu!!! Kamu saja bahkan selalu mengabaikan kita dan susah di ajak berbicara waktu itu Nes, kamu jadi sering memakai baju tertutup sampai lengan  kalo sedang bermain dengan kita, biasanya kan bajumu lucu-lucu terus pendek -- pendek." Celetuk Hana.

"Bener -- bener!! Aneh aja gitu, kamu jadi beda nggak kayak biasanya. Terus kamu jadi lebih suka sendirian." Lanjut Jowie.

"Deg ..." badanku seketika membeku. Memori-memori itu mulai mengelilingi kepalaku, ketakutan tiba-tiba saja menyerangku. Haruskah ku ceritakan cerita itu pada Jowie dan Hana? Sejenak aku terdiam, memikirkan jawabannya. Di tengah keheningan tiba-tiba saja Jowie membuyarkan lamunanku.

"Hey ... Nes ... are you okay?"

"It's  okay kalo kamu belum bisa cerita, kita nggak akan memaksa." Tuntasnya sambil memegang pundakku, merasa tak enak. Disaat keheningan terjadi aku memberanikan diri.

"Waktu itu ..." ucapku terpotong.

***

Hari sabtu, aku dan teman SD ku berniat untuk bermain di rumahku, kita banyak tertawa, bercerita banyak hal lucu. Sebenarnya, aku masih belum meminta izin pada ayah dan bunda. Aku terlalu takut pada mereka, hubunganku dengan kedua orang tuaku tidak harmonis. Mereka terlalu banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan sibuk dengan urusan pekerjaan mereka masing-masing, hingga mereka lupa memiliki putri kecil yang membutuhkan mereka. Sejak dulu aku selalu menghabiskan waktu sendiri.

Hal tak terduga terjadi hari ini, peristiwa yang akan selalu menjadi luka bagiku yang sulit tuk dilupakan. Disaat teman-temanku sudah pulang, malamnya ayah dan bunda pulang. Dilihat dari raut wajah mereka, sepertinya keadaan sedang tidak baik-baik saja yang membuatku semakin takut untuk memberitahu perihal teman-temanku. Disaat ayah hendak memasuki ruang kerjanya, tiba-tiba saja ayah berteriak padaku.

Dengan nada tinggi ia berteriak "AGNES! APA YANG KAMU LAKUKAN PADA RUANG KERJA AYAH?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun