Mohon tunggu...
Khayra
Khayra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

menulis adalah cara terbaik mengungkapkan hal yang sulit terucap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Dunia

24 Agustus 2023   19:51 Diperbarui: 24 Agustus 2023   19:58 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sa-Sakala ...? Kamu bentak aku? Cuma karena perempuan yang kita nggak tahu asal usulnya gimana dan udah jelas -- jelas berbeda sama kita!"

"Apa kamu bakal ikut berubah juga kaya Raga? Ninggalin pertemanan kita demi cewek miskin kayak mereka?"

Kedua mata Zemora memanas, kaget karena bentakkan yang di lontarkan Sakala padanya. Sakala yang melihat Zemora yang mulai mengeluarkan air matanya itu merasa tak tega dan segera membawa tubuh sahabat kecilnya itu kedalam pelukkannya, memberi usapan halus pada punggung Zemora dengan maksud menenangkan Zemora dan sebagai permintaan maaf dirinya.

 

*******

Mungkin kalian bertanya -- tanya bagaimana kabar Dayana Setelah hari itu. Bersyukurnya setelah seminggu lebih, Dayana kembali masuk sekolah dengan menimbulkan begitu banyak pertanyaan unutuk Sabella. Saat Sabella bertanya alasan mengapa Dayana tak masuk selama itu dan apa yang terjadi disaat hari pertamanya masuk ke sekolah ini, Dayana hanya diam tak pernah menjawab pertanyaan itu meski Sabella menanyakan berulang kali.

Fakta baru yang Sabella ketahui tentang Dayana adalah Dayana merupakan korban bully Zemora dan teman -- teman. Sakala bercerita bahwa dahulu Zemora bukanlah orang yang suka menginjak injak orang, tapi permasalahan muncul ketika salah satu anak kalangan atas bernama Raga Laksamana ternyata menaruh hati pada salah satu siswi kelas 10 kala itu. Zemora tak suka akan hal itu, karena kenyataannya zemora juga menyimpan perasaan pada Raga. Zemora kesal karena Raga lebih banyak mengahabiskan waktunya untuk mendekati cewek itu dari pada berkumpul dengan anak high.

Ya, benar cewek yang di maksud adalah teman sebangku Sabella, Dayana. Sakala bilang, Zemora melakukan berbagai cara untuk memisahkan Raga dan Dayana hingga membuat Raga muak dan menjauhi kalangan high. Zemora berfikir alasan Raga menjauhinya karena Dayana. Zemora benci Dayana, apa yang dia punyai sebagai kalangan bawah hingga berani bersanding dengan kalangan atas, seharusnya dia tak pernah hidup di dunia ini karena dunia ini hanya milik mereka yang memiliki segalanya, pikir Zemora.

Saat tahu fakta mengejutkan tersebut, Sabella jadi paham mengapa Dayana tak pernah menjawab pertanyaannya itu. Sabella juga tahu dari Sakala bahwa saat kelas 10, Dayana adalah anak berprestasi, ceria, berbaur dan memiliki banyak teman di sekolah ini. Namun sayang ia diharuskan mengalami jahatnya dunia padanya. Rumah sakit merupakan rumah kedua bagi Dayana karena perbuatan Zemora. Begitu banyak luka yang Dayana rasakan karena ke egoisan seseorang.

Sabella merasa prihatin mendengar cerita bagiamana Dayana harus menjalani hari -- harinya di sekolah ini. Sesalah itukah menjadi orang yang tak memiliki banyak uang? Mengapa kita tak dapat menjalankan apa yang kita senangi? Mengapa kita harus merasa tak pantas bersanding atau sekedar berinteraksi dengan mereka yang berada di atas? Bukan dunia yang jahat tetapi manusia di dalamnya lah yang merasa bahwa mereka berandil besar dalam menentukan bagaimana manusia berinteraksi. Menciptakan suatu aturan yang dapat menyakiti begitu banyak hati. Apakah ini yang Tuhan inginkan? Apakah Tuhan menyukai hal ini? Bukankah kita semua sama di mata Tuhan? Mengapa mereka merasa merekalah makhluk terbaik di hadapan Tuhan? Mengapa harus ada tembok yang terasa begitu tebal dan tinggi yang sangat sulit untuk di runtuhkan antara kita dan mereka? Pertanyaan -- pertanyaan itu selalu muncul dalam kepala Sabella hingga rasanya kepala Sabella bisa pecah.

*******

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun