Mohon tunggu...
Khayra
Khayra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

menulis adalah cara terbaik mengungkapkan hal yang sulit terucap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Dunia

24 Agustus 2023   19:51 Diperbarui: 24 Agustus 2023   19:58 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir seminggu setelah kejadian Dayana yang tak kunjung kembali ke kelas hingga jam pulang sekolah setelah di ajak keluar oleh seorang gadis yang Sabella tak kenali itu dan sampai hari ini pun Dayana belum masuk sekolah. Hampir seminggu juga Sabella sekolah di sekolah kalangan atas ini, ia sudah mulai paham watak anak -- anak di sekolah ini, namun Sabella tak kunjung juga menemukan "Zemora dan teman -- teman". Yang ia tahu anak -- anak di sini menyebut mereka dengan "kalangan high" karena orang tua dari anak -- anak tersebut adalah donator -- donator terbesar di sekolah ini, belum lagi ayah Zemora yang katanya merupakan pemilik sekolah kelas atas ini. Sabella hanya bisa melongo mendengarkan percakpan para murid di sekolah ini pasalnya sangat berbeda jauh dengan kehidupan dirinya yang sangat sederhana, terlalu banyak culture shock yang dirasakan Sabella selama bersekolah di sini. Belum lagi banyaknya kasus bullying yang sering Sabella lihat namun sekolah hanya menutupi kasus -- kasus tersebut. Perbedaan kasta lah yang menjadi faktor utama maraknya hal tersebut di sekolah ini.

Sabella merasa heran, karena menurutnya orang -- orang disini sama -- sama memiliki uang yang banyak, mengapa masih harus ada "tingkatan" bukankah sekolah ini sekolah dengan murid -- murid kaya dan berprestasi? Hanya dirinya lah yang tak kaya.

Hingga saat ini Sabella belum memiliki teman selain Dayana, mereka menjauhkan Sabella dan setiap bertemunya, mereka selalu memberikan tatapan tak suka pada Sabella, untungnya Sabella bukan anak yang terlalu memperhatikan hal tersebut. Ia tak acuh dan hanya fokus untuk belajar agar mendapatkan beasiswa ke kampus impiannya. Sabella tak merasa iri pada mereka, ia merasa bersyukur masuk ke sekolah ini dan merasa bahwa dapat melakukan semuanya sendiri.

Seperti saat ini Sabella baru saja menyelesaikan bacaannya dan hendak membeli sedikit camilan di kantin sebelum bel masuk berbunyi. Saat dirinya hendak melangkahkan kakinya memasuki area kantin yang sangat luas ini, dirinya tanpa sengaja menabrak  seseorang dengan postur badan yang lebih tinggi dan lebih besar darinya. Saat Sabella lihat lagi ternyata seragam yang digunakan oleh pria itu sudah berubah warna menjadi coklat akibat kopi yang tersenggol karena tabrakan yang terjadi antara Sabella dan pria itu. dengan reflek ia mencoba membersihkan pakaian pria yang terkena tumpahan kopi itu.

"Astaga sorry ... sorry ... banget, gw nggak sengaja, aduhhhh gimana ya." paniknya sambal mengusap -- usap baju si pria.

"It's okay ... it's okay cukup." Balasnya

Setelah mendengar jawaban dari si pria, dengan segera Sabella menatap pada wajah si pria yang lebih tinggi darinya, mata mereka bertemu. Setelah kurang dari 5 menit mereka saling bertukar pandang, Sabella memutus kontak mata dengan si pria lalu beralih mencari nama dari sang pemilik kopi tersebut. "Sakala A.' nama yang tertera pada seragam si pemilik kopi.

Dalam hitungan detik Sabella mematung.

"Sakala? Sakala ... Abimana? Salah satu anggota kalangan High? Mati gw." monolognya dalam hati sambil menggerutu pada dirinya sendiri. Bisa bisanya sudah membuat ulah, dengan KALANGAN HIGH LAGI?!! Dirinya telah menyiapkan mental sekuat mungkin dengan apa yang akan tuhan rencanakan pada kehidupannya nanti.

"Lo nggak apa -- apa?" tanya Sakala.

" HAH?..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun