Mohon tunggu...
Khayra
Khayra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

menulis adalah cara terbaik mengungkapkan hal yang sulit terucap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Dunia

24 Agustus 2023   19:51 Diperbarui: 24 Agustus 2023   19:58 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gw nanya lo nggak papa?" tegasnya sekali lagi

"Oh .. iy-iya nggak papa kak." Balasnya dengan senyum kikuk

"Oh my ghost!! What's wrong with your uniform Sakala?" ucap tiba -- tiba dari seorang gadis yang mengahampiri mereka dan beberapa orang yang ikut berkumpul di tempat Sabella dan Sakala berada. Yang Sabella yakini adalah anggota kalangan high.

"Dia siapa?" lanjut gadis itu sambil menunjuk Sabella dengan tatapan tak suka.

"Nggak kenal, tadi dia nggak sengaja nabrak gw udah itu doang." Balas Sakala dingin.

"Sabella? Sabella anastasya? Orang dari kalangan bawah yang masuk kesini gara -- gara ibunya ngemis -- ngemis ke bokap gw biar anaknya masuk sini. Is that you girl?" kekeh gadis tadi sambil menatap jijik pada Sabella.

Sabella yang dikatai seperti itu tak tinggal diam, ia melihat nama yang tertera pada seragam si cewek dan terlihat jelas di situ bertuliskan "Zemora" ia kaget dan kesal dalam satu waktu. Persetanan dengan Zemora si pemilik sekolah, ia tak akan tinggal diam jika seseorang sudah membawa nama bundannya. Jelas -- jelas dia dapat masuk kesini karena kemampuan yang dia miliki bukan seperti apa yang zemora katakan.

"MAKSUD LO APA NGOMONG KAYAK GITU?!"

"HAHAHAHAHAH KOK MARAH? NGERASA YA?"

"bener kan. Ibu lo sampe sujud -- sujud di kaki bokap gw bahkan dia bilang dia rela mati biar anak kesayangannya bisa masuk sini. Nggak usah gengsi gitu dong, kalo miskin mah miskin aja." Ucap Zemora santai.

"PLAKK!!" suara nyaring yang terdengar begitu ngilu. Tangan Sabella begitu manis mendarat di pipi kiri zemora hingga meninggalkan bekas kemerahan. Hatinya begitu menggebu -- gebu saat mendengar Zemora menjelekkan bundanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun