"Gw nanya lo nggak papa?" tegasnya sekali lagi
"Oh .. iy-iya nggak papa kak." Balasnya dengan senyum kikuk
"Oh my ghost!! What's wrong with your uniform Sakala?" ucap tiba -- tiba dari seorang gadis yang mengahampiri mereka dan beberapa orang yang ikut berkumpul di tempat Sabella dan Sakala berada. Yang Sabella yakini adalah anggota kalangan high.
"Dia siapa?" lanjut gadis itu sambil menunjuk Sabella dengan tatapan tak suka.
"Nggak kenal, tadi dia nggak sengaja nabrak gw udah itu doang." Balas Sakala dingin.
"Sabella? Sabella anastasya? Orang dari kalangan bawah yang masuk kesini gara -- gara ibunya ngemis -- ngemis ke bokap gw biar anaknya masuk sini. Is that you girl?" kekeh gadis tadi sambil menatap jijik pada Sabella.
Sabella yang dikatai seperti itu tak tinggal diam, ia melihat nama yang tertera pada seragam si cewek dan terlihat jelas di situ bertuliskan "Zemora" ia kaget dan kesal dalam satu waktu. Persetanan dengan Zemora si pemilik sekolah, ia tak akan tinggal diam jika seseorang sudah membawa nama bundannya. Jelas -- jelas dia dapat masuk kesini karena kemampuan yang dia miliki bukan seperti apa yang zemora katakan.
"MAKSUD LO APA NGOMONG KAYAK GITU?!"
"HAHAHAHAHAH KOK MARAH? NGERASA YA?"
"bener kan. Ibu lo sampe sujud -- sujud di kaki bokap gw bahkan dia bilang dia rela mati biar anak kesayangannya bisa masuk sini. Nggak usah gengsi gitu dong, kalo miskin mah miskin aja." Ucap Zemora santai.
"PLAKK!!" suara nyaring yang terdengar begitu ngilu. Tangan Sabella begitu manis mendarat di pipi kiri zemora hingga meninggalkan bekas kemerahan. Hatinya begitu menggebu -- gebu saat mendengar Zemora menjelekkan bundanya.