"Silahkan Sabella duduk di bangku yang kosong." Perintah wanita tadi yang Sabella yakini adalah wali kelasnya.
Sabella hanya menjawab dengan anggukkan sambil berjalan kedepan melihat ke seluruh meja yang memiliki bangku kosong. Setelah melihat seluruh meja, akhirnya Sabella menemukan satu meja dengan bangku kosong dan salah satu bangkunya terdapat siswi yang sedang menunduk, Sabella duduk di bangku kosong sebelah gadis tersebut dengan menatap heran pada gadis yang akan menjadi teman sebangkunya itu.
*******
Bell istirahat telah berbunyi, Sabella memutuskan untuk tetap di kelas karena ingin menyelesaikan tugasnya yang belum selesai, sekaligus dia ingin berkenalan dengan teman sebangkunya itu karena mereka belum sempat berkenalan dan mengobrol. Sabella memutuskan untuk membuka percakapan dengan gadis di sampingya itu.
"Hai!!! Namaku Sabella. Nama kamu siapa?" lontar Sabella dengan penuh semangat.
Namun, gadis di sampingnya hanya menoleh padanya tanpa mengucapkan satu katapun, mereka bertatap -- tatapan. Baru kali inilah Sabella dapat dengan jelas melihat wajah gadis itu. Gadis dengan bola mata hitam pekat, hidung mancung, dan bibir yang memiliki warna cantik tersebut seolah mampu menyihir siapapun yang melihatnya di padukan dengan rambut hitam yang panjang serta salah satu sisinya di selipkan di telinga. Itulah yang kira -- kira Sabella lihat saat ini, ia merasa kagum pada gadis di depannya. Terlalu cantik, pikirnya.
"Sorry." Kata Sabella sambil menatap gadis itu. Ia merasa gadis ini tak minat berkenalan dengannya.
"Nama aku Dayana." Ucapnya dengan malu -- malu.
"Oh ... ha-hai Dayana ..." balas Sabella gugup.
"Kamu mau temenan sama ... aku?" lanjut gadis bernama Dayana tersebut dengan gugup.
"Why not? Harusnya gw nggak sih yang nanya kayak gitu hahaha gw kan beda sama kalian."