Mohon tunggu...
Khayra
Khayra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

menulis adalah cara terbaik mengungkapkan hal yang sulit terucap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Dunia

24 Agustus 2023   19:51 Diperbarui: 24 Agustus 2023   19:58 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lo denger? Katanya ada murid baru dari kalangan tikus."

"HAH?! Kok bisa orang orang dari kalangan itu masuk SKYHIGH!"

"Biasalah paling juga ngemis -- ngemis."

"Bakal jadi mainan barunya Zemora nggak si?"

"Hahahahaha pastilah"

"ITU BUKAN SIH ORANGNYA???!!"

Begitulah kira-kira obrolan murid-murid pagi hari ini setelah mengetahui berita terbaru yang ramai dibincangkan. Sedangkan seorang gadis dengan mata hazel serta rambutnya yang  ia ikat satu merasa kebingungan, ia berjalan menuju ruang guru dengan tatapan aneh yang orang-orang berikannya padanya.

Gadis dengan tinggi 167cm itu sekarang sedang menginjakkan kakinya sambil menggenggam tali tasnya dengan sangat erat, setelah diberitahukan oleh salah satu guru dimana kelasnya berada, kini disinilah gadis itu berdiri, di depan pintu bertuliskan 11-1. Ia mengetuk pintu itu dengan hati-hati karena takut menggangu pembelajaran. Setelah mendengar suara seorang wanita dari dalam yang menyuruhnya masuk, barulah iya memberanikan diri masuk ke dalam kelas tersebut.

"Semuanya, hari ini kita semua kedatangan murid berprestasi yang dapat masuk ke sekolah kita. Silahkan nak perkenalkan dirimu pada teman-teman." Sambut wanita dengan setelan jas biru tua yang terlihat rapih itu sambil melontarkan senyuman pada gadis yang kini berdiri tepat di sampingnya.

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan namaku Sabella Anatasya. Semoga kita bisa berteman baik." Ucap Sabella sambil melontarkan senyuman manisnya pada semua murid yang ada di kelas tersebut.

 Namun sayang, tak ada satupun dari mereka yang memberikannya tepuk tangan sebagai apresiasi untuk Sabella bahkan hanya sekedar membalas senyumannya pun tak ada, hanya keheningan dan tatapan tajam para murid yang sabella dapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun