"air putih saja" jawabku.Â
Kami duduk di sofa yang terletak didepan ranjangnya, "kamu mau nonton film?" ia kembali bertanya "tidak, arka".Â
"maaf yah selama ini aku gak pernah mau tahu apa-apa tentang kamu, hidup kamu, semuanya. Aku merasa egoiis, Â ini benar-benar kesempatan terakhir aku buat tahu sedikit tentang kamu" aku menunduk.Â
"oh kanaya, kamu gak perlu kaya gitu, aku tahu kamu." dia mengangkat daguku
" jadi kamu sengaja mau main ke apartemenku karena itu?"Â
Aku hanya mengangguk samar.Â
"sebenernya kita sama-sama tidak tahu tentang diri kita masing-masing bukan? Kamu g pernah ngebisrin aku masuk kekepalamu" gumamnya lembut "apakah sekarang itu penting?" ia mengecup  lembut bibirku Aku membalasnya, tak lama  bibir kami sudah saling berpagutan.Â
Aku tak benar-benar bisa nenikmatinya karena kepalaku kembali mengambil alih.Â
Apakah ini penting sekarang? Berusaha men cari tahu tentang diri masing-mssing,? oh tentu saja dia benar, sekarang itu sama sekali tak penting baginya , toh besok lusa dia akan menikah.Â
Tapi sekarang itu penting bagiku,
Bagaimana mungkin seseorang  yang bisa menmbus mataku, satu-satunya orang yang kubiarkan masuk ke hidupku, harus kulepaskan begitu saja karena keegoisanku selama ini. Padahal padanyalah aku pulang, berkali-kali.Â