"Tunggu," kata Rani. "Apakah kita tidak keterlaluan? Maksudku, aku tidak menentang orang cacat. Apakah kamu?"
Aku menggelengkan kepala. Suara ketukan dan Rani berjalan menuju pintu.
"Tapi," bisikku, "kalau kau meminta kursi dan seseorang memberimu kursi roda, bukankah itu...?"
Rani membukakan pintu untuk petugas dari front desk dan berkata, "Kami baik-baik saja di sini. Maaf mengganggu." Dia mengucapkan selamat malam dan menutup pintu.
"Wow, apa yang baru saja terjadi?" aku bertanya.
***
Sepuluh tahun sebelum hari itu
Aku mengemudi lebih cepat dari biasanya. "Kita mungkin harus menelepon Ayah," kataku.
"Belum," jawab Irfan. "Tidak sampai kita tahu pasti bahwa Iyan baik-baik saja."
"Mekar bilang luka-luka Ian tidak sampai membahayakan jiwa."
Jarum speedometer bergerak ke arah seratus dua puluh.