Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lift

9 Juni 2021   21:24 Diperbarui: 9 Juni 2021   21:39 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nena?"

"Iya?" Berbalik.

"Apakah kamu ingat saat kita pertama kali bertemu?"

"Aku ingat."

"Apakah kamu ingat saat-saat pertemuan kita setelah itu?"

Nena terdiam, alisnya berkerut.

"Aku tidak bisa bilang bahwa aku ingat semuanya." Dia tertawa. "Tapi aku tidak akan pernah bilang aku punya ingatan yang sempurna."

Tidak ada orang yang memiliki ingatan yang sempurna. Jika hidup didasarkan pada ingatan, bagaimana kita bisa yakin bahwa kita ada ketika begitu banyak yang terlupa?

***

Mata cokelat seperti hutan pinus. Nena menatapnya, bijaksana, tua, dan terengah-engah.

Udara bagai lilin yang meleleh karena keheningan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun