"Nena?"
"Iya?" Berbalik.
"Apakah kamu ingat saat kita pertama kali bertemu?"
"Aku ingat."
"Apakah kamu ingat saat-saat pertemuan kita setelah itu?"
Nena terdiam, alisnya berkerut.
"Aku tidak bisa bilang bahwa aku ingat semuanya." Dia tertawa. "Tapi aku tidak akan pernah bilang aku punya ingatan yang sempurna."
Tidak ada orang yang memiliki ingatan yang sempurna. Jika hidup didasarkan pada ingatan, bagaimana kita bisa yakin bahwa kita ada ketika begitu banyak yang terlupa?
***
Mata cokelat seperti hutan pinus. Nena menatapnya, bijaksana, tua, dan terengah-engah.
Udara bagai lilin yang meleleh karena keheningan.