Sebuah pesan masuk ke ponsel yang ada di sakunya, dari ibunya,
"Yuna, kamu naik helikopter nomor berapa menuju Mars? Ibu ada di helikopter nomor 2121."
"Tunggu, apa maksud Ibu mengirim pesan seperti ini?" tanya Yuna tanpa sadar setelah membaca pesan itu.
Yuna memang mengetahui bahwa transportasi yang digunakan untuk pergi ke planet Mars adalah helikopter yang sudah dimodifikasi. Namun, pertanyaannya kenapa ibunya sekarang bisa ada di helikopter?
Tring!
Sebuah pesan kembali masuk tapi bukan lagi dari Ibu Yuna melainkan dari Trisia,
"Yuna! Kamu tidak jadi ke perpustakaan kota, kan? Semua orang sudah naik helikopter, bumi sudah benar-benar hampir rata dengan air!"
Sungguh, isi pesan yang Yuna kirimkan benar-benar membuatnya panik. Karena bertepatan dengan itu air benar-benar kembali naik dengan cepat dan sekarang sudah hampir selutut Yuna.
"Tidak! Ini tidak mungkin, Ibu tolong aku!" teriak Yuna yang berlari ke dalam gedung perpustakaan.
Yuna langsung berlari ke arah tangga darurat, dia hendak naik ke rooftop gedung perpustakaan itu. Buku tebal yang menjadi alasan Yuna datang ke perpustakaan ini pun dia lempar asal. Ketika berada di lantai tiga puluh Yuna menemukan emergency boat--semacam perahu karet darurat yang seukuran ponsel-- ia memasukkannya ke saku seragamnya. Â Â Â Â Â
Satu lantai lagi dan Yuna berhasil sampai di rooftop gedung perpustakaan itu. Yuna berhenti sejenak, berlari menaiki beribu-ribu anak tangga benar-benar menguras tenaganya. Tidak sampai lima menit Yuna berhenti sebentar dan mengatur napasnya. Namun, ketika dia melihat ke bawah air sudah naik dan masuk ke dalam gedung dalam beberapa menit lagi gedung ini pasti akan tenggelam.