Mohon tunggu...
Avarina Sisy
Avarina Sisy Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Avarina Sisy adalah nama penanya, mulai aktif menulis sejak 2019 dan sempat hiatus di 2022. Kini mulai mencoba aktif menulis lagi. Bisa disapa melalui instagram: @avarina_sisy.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

2121 - Cerpen oleh Avarina Sisy

1 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 1 Juli 2024   08:10 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Andaikan aku lahir seratus tahun lebih cepat, aku ingin memeluk pohon berdaun hijau yang ada di halaman rumahku."~Yuna.

"Belakangan ini hujan semakin sering turun, diperkirakan bumi akan sepenuhnya tenggelam dalam kurun waktu tiga bulan. Pemerintah mulai mempercepat perpindahan masyarakat ke ...."

Berita di televisi pun terputus karena Ibu Yuna mematikan televisinya.

"Yuna, temanmu datang!" ujar seorang wanita berusia hampir empat puluh tahun itu dari balik pintu.

"I-iya, Bu," jawab seorang gadis yang sedang bercermin di dalam kamarnya.

Setelah merasa sudah rapi gadis berusia tujuh belas tahun itu pun keluar dari kamarnya. Tidak lupa dia mengambil tas ransel berisi buku-buku pelajaran. Gadis yang dipanggil Yuna itu pun menghampiri ibunya yang berada di meja makan, lebih tepatnya dia menghampiri makanan yang ada di meja makan untuk sarapan.

"Bu, sekali-kali buat ikan bakar, dong! Aku bosan makan sup ikan terus," ujar Yuna memasang ekspresi cemberut.

Di atas meja makan di hadapan Yuna hanya ada dua mangkuk sup ikan, jika Yuna membuka kulkas pun pasti hanya akan ada ikan di sana. Terkadang Yuna ingin sekali kembali ke seratus tahun lalu sebelum Yuna lahir. Tahun di mana bumi masih memiliki daratan untuk berpijak.

"Belakangan ini sering hujan, Ibu tidak bisa membakar ikan di dalam apartemen kecil ini," jawab Ibunya.

"Iya-iya Bu, Yuna paham. Rasanya rindu sekali makan ikan bakar," sahut Yuna lagi setelah menyuap sesendok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun