“Mana aku tahu Joko. Aku juga baru kali ini menginjakkan kakiku disini, daerah apa ini aku juga tak tahu.”
“Ah Bah Tei, diajak bicara jawabnya malah tak tahu.”
“Ah kau juga Joko, diajak bicara sibuk dengan keasyikanmu.” Jawab Bah Tei dengan ketus sambil melirik Joko yang masih juga sibuk mencari pondok milik Ki Baroto dibalik bukit itu. Bah Tei lalu duduk diatas batu membiarkan Joko terus mencari-cari pondok itu sendirian. Dalam hati Bah Tei merasa bahagia bisa berkumpul lagi dengan pengawalnya yang benar-benar bisa melindungi dirinya. “Terima kasih ya Allah, Engkau telah mengabulkan doaku. Engkau selamatkan Joko dan juga aku.” Batinnya.
“Kita harus menuruni bukit ini Tei jika kita ingin menemukan pondok Ki Baroto. Kita tak bisa menemukan posisi pondok itu mesti kita lihat dari atas bukit ini. Ki Baroto kemarin memberikan keterangan kalau letak pondoknya ada dibalik bukit. Tapi susah juga kita menemukannya.”
“Apa tidak sebaiknya kita istirahat dulu Joko? Melepas lelah sejenak. Siapa tahu setelah kita beristirahat tenaga kita pulih dan pandangan mata kita menjadi jelas lagi?”
“Ehm, baiklah Tei. Tapi kita harus berhati-hati aku khawatir anak buah Blancak Nyilu masih terus mengintai kita dan mencari kelengahan kita. Mereka bisa menyerang kita kapanpun. Mereka jumlahnya banyak, untung pimpinan kelompok mereka bisa kita kalahkan. Mereka pasti melapor pada pimpinannya Blancak Nyilu bahwa mereka tahu posisi kita. jadi sebaiknya kita beristirahat sejenak saja. kita sudah memasuki pinggiran Tuban selatan, daerah alas Bukitdhuwur yang daerahnya berada didataran tinggi ini.”
“Baiklah Joko. Blancak pasti marah-marah mendengar laporan bahwa anak buahnya yang mereka andalkan dapat kau kalahkan dengan mudah. Blancak pasti akan mengerahkan kembali seluruh pasukannya untuk membasmi kita. Apalah arti kekuatan satu orang melawan banyak kekuatan, manusia mempunyai batas kemampuan yang bisa diukur, kau pasti akan kuwalahan Joko menghadapi pasukan Blancak yang jumlahnya sangat banyak.”
“Betul Tei, kita pasti akan terdesak bahkan bisa binasa untuk menghadapi banyak pasukan milik Blancak itu. Tapi kita harus pakai cara yang lain untuk menghadapi mereka. Ya, kita bisa cari koloni atau kelompok-kelompok yang lain yang ada didaerah ini untuk kita bangun kekuatan dan kita persiapkan untuk menghadapi Blancak.”
“Kelompok-kelompok siapa Joko? Kita ini sudah tak punya siapa-siapa lagi. Kita hanya berdua saja ini Joko.”
“Kenapa kau bilang begitu Tei? kita ini masih mempunyai harapan dan kekuatan yang bisa kita manfaatkan untuk melawan Blancak dan begundal-begundalnya.”
“Ehm...siapa Joko?”