Mohon tunggu...
Aulya Noersamawati
Aulya Noersamawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Si letoy

Hanya perempuan biasa yang suka Kpop dan anime

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pemuda yang Tak Punya Hati

15 Februari 2022   11:48 Diperbarui: 15 Februari 2022   11:48 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku juga sudah menduga tinjunya akan melayang mulus menghantam daguku. Teriakan Jessica yang melengking pun sudah ku perkirakan. Jadi aku tidak kaget-kaget amat.

"Pengkhianat!" hardik Edo.  Napasnya tersenggal karena menahan amarah."Lo ngerebut pacar gue?! Gue lihat story Jessica kemarin malem."

Jessica membantuku berdiri, ketika mendongak, ku dapati seluruh perhatian anak tongkrongan tertuju pada kami.

"Lo ngomong apa?! Kita udah nggak pacaran lagi! Sekarang pacar gue Ari!" teriak Jessica. Perempuan yang tenaganya tak seberapa itu mendorong tubuh Edo.

Pemuda tinggi besar itu hanya bergerak mundur satu langkah secara fisik, tapi secara batin dia sudah hancur total.

Raut wajah garangnya menghilang berganti dengan pucat pasi, sendu, sedih, kecewa bercampur jadi satu. Aku kembali duduk sementara Jessica dan Edo menyelesaikan dramanya.

Sempat ada Budi dan Nurdin menghampiriku untuk meminta kejelasan, kukatakan saja bahwa yang diucapkan Jessica adalah kebenaran. Mereka berdua tak bisa berkata-kata, tapi kekasih masing-masing memandangku jijik. Seolah aku adalah penyakit yang bisa menulari pacar mereka.

Mang Danu datang melerai setelah kembali dari kamar mandi. Drama antara Jessica dan Edo pun berakhir. Jessica puas karena merasa bisa berhasil melindungiku sekaligus terbebas dari jeratan Edo, sementara Edo pulang dengan seribu kekecewaan. Dia harus diseret babu-babunya yang lain agar mau pergi. Sebelum menyalakan mesin motor, pandangan kami sempat bertemu. Tanpa perlu berujar sudah kupastikan dia dendam padaku.

.....

Keesokan harinya, aku mendatangi rumah seorang perempuan. Namanya Anik, pacar Nurdin yang nomor satu. Saat itu Anik masih mengenakan seragam SMA, belum ganti baju. Aku berdecih dalam hati. Bocah seperti ini pasti gampang dibujuk, apalagi dia juga telah mengenalku.

Tanpa basa-basi, segera kuberitahu dia bagaimana kelakuan Nurdin saat di tongkrongan. Sesuai dugaan, menangislah Anik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun