Sepasang mata cantik itu membola, tampak agak terkejut melihat kehadiranku di rumahnya yang tergolong langka, apalagi sendirian.
"Ari? Ngapain?" tanyanya.
Aku menyodorkan coklat yang kubawa. "Valentine masih belum selesai 'kan?"
Perempuan itu, Jessica, mengerjap bingung, tapi tetap menerima pemberianku. "Maksudnya apa ya?"
"Gimana kalau kita pacaran aja? Gue tau lo suka sama gue dari dulu."
Rona merah hiasi kedua pipi mulus Jessica, senyum malu-malu kucing tersungging di bibirnya. "Akhirnya lo peka!"
Setelah itu kutunggu dia berdandan. Kita pergi keliling kota. Aku punya banyak uang untuk singgah ke berbagai tempat. Senyum Jessica malam itu adalah senyum tercerahnya yang pernah kulihat. Jauh lebih cerah ketimbang dia habiskan waktu kencan di tongkrongan bersama Edo.
Kami sepakat untuk pura-pura amnesia tentang laki-laki yang satu itu. Kubiarkan Jessica unggah foto mesra kami di sosial medianya.
.....
Sesuai dengan dugaanku, malam ini Edo datang sendiri ke tongkrongan. Langkahnya menghentak bumi. Terlihat sangat emosi. Berikutnya dia menghampiri meja tempatku dan Jessica berada.
Buagh!