Dia bertekad untuk menjadi pelindung dan penopang keluarganya, tidak peduli seberapa berat beban yang harus ia pikul.
*****
Suatu hari, ketika Udin sedang bekerja di kebun belakang rumah, seorang pria tua yang bijaksana datang mengunjunginya. Pria itu adalah seorang tetua desa yang dihormati, bernama Umar.
Dia melihat potensi besar dalam Udin dan ingin membantunya mengembangkan bakat dan keahliannya. Umar menawarkan Udin kesempatan untuk belajar di madrasah setempat dan mendapatkan pendidikan yang layak.
Udin awalnya ragu, karena dia tahu bahwa biaya sekolah akan menjadi beban tambahan bagi keluarganya. Namun, Umar meyakinkannya bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih masa depan yang lebih baik. Akhirnya Dengan penuh keyakinan, Udin menerima tawaran itu dan mulai mengejar cita-citanya dengan tekad yang baru.
*****
Hari-hari berlalu, dan Udin semakin menonjol di madrasah, baik tingkat tsanawiyah ataupun aliyah. Dia belajar dengan tekun dan bersemangat, mencoba untuk menyerap setiap pengetahuan yang diajarkan oleh guru-gurunya.
Meskipun kehidupannya penuh dengan tantangan dan rintangan, dia tidak pernah menyerah. Dia tahu bahwa pendidikan adalah satu-satunya jalan keluar dari lingkaran kemiskinan dan keterbatasan yang mengikatnya.
Setelah lulus dari madrasah, Udin memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Dia berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di universitas terkemuka di kota.
Meskipun jauh dari rumah dan terpisah dari saudara-saudaranya, dia tidak pernah melupakan akar dan nilai-nilai yang diajarkan oleh keluarganya.
*****