seperti embun yang bersemedi di ujung dedaunan,Â
menerobos kabut waktu, mengiris sunyi zaman.Â
Bundo Raudha, demikian kami menyebut namamu,Â
bukan sekadar nama dalam sejarah,Â
tapi suara yang menembus bumi,Â
menyelami akar enau,Â
menumbuhkan tunas harapan di tanah yang haus,Â
mengubah hutan menjadi nadi kehidupan,Â
memintal mimpi di ladang fakultas,Â
merajut narasi budaya dengan benang ilmu,Â
di mana ilmu tak lagi sekadar logika,Â