Mohon tunggu...
Aufa Aulia
Aufa Aulia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Nursing Student

only you can change your life, nobody else can do it for you.♡

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Roda Kehidupan

1 Maret 2022   14:27 Diperbarui: 1 Maret 2022   16:47 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Huaaaa ayah terimakasih, ini kamera yang aku inginkan sejak lama. Mengapa ayah bisa tahu?." Tanya Rey sembari meneteskan air mata karena terharu ayahnya bisa memberikan kamera impiannya.

"Cup cup, sudah yaa anakku jangan nangis. Ayah tahu karena melihat riwayat pencarianmu di internet bahwa kamu terus menerus melihat kamera ini." Jawab Sardi sembari mengusap-mengusap punggung Rey.

"Sudah lebih baik kali ini kita ke meja makan saja, sepertinya ibu sudah menyiapkan makan malam untuk kita. Ditambah sekarang adalah malam tahun baru, pasti ibu memasak makanan enak untuk kita." Tambah Sardi sembari merangkul Rey dan berjalan ke meja makan.

   Dimeja makan terlihat Fatimah sedang menyiapkan makanan untuk makan malam mereka pada malam itu. Ternyata diam-diam Fatimah pun menyiapkan kado untuk anaknya Rey, ia memberikan novel keluaran terbaru mengingat anaknya juga suka membaca novel. Saat Rey dan Sardi ke meja makan, Fatimah pun langsung memberikan kado darinya sehingga menambah suasana haru dalam rumah mereka. Tangis Rey pun semakin pecah ketika kedua orang tuanya memberikan beberapa nasihat untuknya.

"Rey jika nanti kelak ibu atau ayahmu ini meninggalkanmu pergi dari dunia ini. Ayah harap kamu tetap tumbuh menjadi manusia yang baik dan pintar. Mungkin jika ayah dan ibumu kelak tidak akan dapat mengantarkanmu ke dunia yang kamu tuju, kamu harus yakin bahwa kami akan selalu mendukungmu dan bangga padamu." Ucap sang ayah yang membuat tangis Rey semakin pecah

"Ko ayah ngomongnya sembarangan gitu hiks, lagian kan gaakan ada yang pergi." Jawab Rey dengan suara terbata-bata karena berbicara sembari menangis.

"Namanya hidup, kita tidak akan ada yang tau Rey. Lagian benar juga nasihat dari ayahmu Rey, dengarkan saja." Tambah sang ibu

"Sudah-sudah daripada kamu terus menangis seperti itu lebih baik kita makan saja. Lihat lauk didepan matamu ini sudah melambai-lambai minta dimakan." Ujar sang ayah yang terlihat lapar karena habis bekerja seharian.

"Huaaa ayah bisa saja, yasudah yuk kita makan akupun sudah sangat lapar." Jawab Rey

   Mereka pun makan-makanan yang sudah terhidangkan dengan lezat. Rey dan Sardi terlihat sangat lahap menyantap makanannya itu, ditambah kelezatan masakan Fatimah sudah tidak ada saingannya lagi. Namun disaat sedang nikmatnya menyantap makanan tiba-tiba Sardi mengingat bahwa ada hal yang harus ia bicarakan kepada anaknya itu.

"Eh iya ada hal penting yang harus ayah bicarakan pada kalian berdua." Ucap Sardi membuat kaget sang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun