"Sudah-sudah kalian jangan banyak bertanya ya sekarang ikuti saja ibu kekamar sebelah, nanti ayah menyusul kalian." ucap M.T Haryono kepada anak-anaknya tersebut. Akhirnya Mariatni membawa kelima anaknya untuk bersembunyi di kamar sebelah.
Beberapa lama setelah itu terdengar ketukan pintu dari luar yang diduga merupakan resimen Tjakrabirawa mengetuk pintu rumah.
Tok tok tok
"Permisi, selamat malam bisakah saya bertemu dengan Jendral M.T Haryono." ucap Sersan Boengkoes. Mendengar tidak ada jawaban dari dalam ia terus menerus mengetuk pintu dengan kasar
Tok tok tok
"Maaf, Jendral dipanggil oleh Presiden Soekarno untuk mengahadap sekarang juga." ucap Sersan Boengkoes sembari terus menerus mengetuk pintu rumah M.T Haryono.
"Jika ingin bertemu saya besok pagi saja di kantor jam 08.00." teriak M.T Haryono dari dalam rumah.
Mendengar teriakan M.T Haryono dari dalam rumah, pasukan Tjakrabirawa itupun langsung mendobrak pintu rumah tersebut. M.T Haryono bergegas mematikan semua lampu yang berada didalam rumah itu dan ia langsung mencari tempat untuk bersembunyi. Kendati pintu rumah didobrak pada saat pintu tersebut terbuka ruangan didalam rumah tersebut gelap gulita seperti tidak ada kehidupan. Pasukan Tjakrabirawa itupun kebingungan dan langsung bergerak untuk mencari M.T Haryono.
"Semuanya berpencar, cari dia sampai dapat!." seru Sersan Boengkoes kepada para Pasukan Tjakrabirawa.
Setelah semua pasukan Tjakrabirawa berpencar didalam ruang tamu, seketika sekelibat bayangan bergerak. Sersan Boengkoes langsung menembakkan senjatanya ke arah sosok yang bergerak itu.
Dor dor dor
Bunyi tembakan menyeruak terdengar dipenjuru ruangan, tetesan darah pun mengalir diatas lantai ruangan tersebut.