Mohon tunggu...
Aufa Aulia
Aufa Aulia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Nursing Student

only you can change your life, nobody else can do it for you.♡

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tetesan Darah Sang Revolusi

21 November 2021   17:11 Diperbarui: 21 November 2021   18:52 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

--

  Tirto pun tumbuh menjadi anak yang periang, cerdas, dan mudah bersosialisasi. Jiwa kepemimpinannya pun muncul sedari ia bersekolah di HIS 6 atau pendidikan dasar. Tak heran saat tumbuh remaja Tirto tumbuh menjadi remaja yang gagah, rajin nan tampan hingga pada suatu hari ia harus menentukan akan dibawa kemana jalan hidupnya ini.

  Tirto remaja menempuh pendidikan di HBS (Hogere Burgerschool) di Bandung yang mengharuskan ia berpisah dengan kedua orang tuanya, sebagai remaja pelajar ia suka berolahraga. Ia gemar berolahraga atletik, tenis dan baseball. Hanya dalam masa libur ia pulang ke orang tuanya yang sejak tahun 1939 telah dipindahkan menjadi wedana di Gorang-Gareng, Mangetan, Madiun.

--

  Dipojok kamar yang sunyi sembari memandangi jendela kamar yang terbuka sehingga liar angin pun menyeruak masuk kedalam kamar, Tirto bergelut dengan pemikirannya sendiri. Ia bingung harus dibawa kemana jalan hidupnya ini. Apakah menjadi seorang jaksa yang mengurus berbagai macam kasus seperti sang ayah? Atau menjadi tentara yang harus siap dimedan pertempuran manapun? Atau menjadi dokter yang dapat membantu ribuan orang yang sedang bergelut dengan berbagai macam penyakitnya?, ah belasan bahkan puluhan profesi yang sekiranya dapat dia tekuni di masa depan nanti terus bergelut di fikirannya.

  Namun ketika GHS (Geneeskundige Hogeschool: Perguruan Tinggi Kedokteran) di Jakarta dibuka kembali oleh Jepang sebagai Ika Dai Gakko, maka Tirto masuk Perguruan Tinggi Kedokteran tersebut untuk meneruskan studinya.

"Mungkin memang sudah menjadi takdirku untuk menjadi seorang dokter, mungkin kelak aku dapat membantu negeri ini lewat obat dan jarum suntik yang aku berikan pada setiap pasienku." ujar Tirto dalam hati. Ia terus menerus memantapkan hatinya untuk menjadi seorang dokter.

  Tetapi baru tiga tahun lamanya Tirto belajar di lka Dai Gakko tiba-tiba Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu dan hal ini membuat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Tirto  sebagai pemuda mahasiswa Ika Dai Gakko tidak mau ketinggalan, ia membanting stir dan segera menceburkan dirinya dalam kancah perjuangan militer.

  Saat dirinya masuk kedalam ranah militer ia merasa bahwa disinilah seharusnya ia berada, bukan dalam dunia kedokteran yang memakai jas putih setiap harinya namun ia merasa lebih nyaman menggunakan baret yang melekat dikepalanya.

--

  Tirto remaja tumbuh menjadi seorang pria yang gagah dan dewasa, Mayor M.T Haryono merupakan panggilannya saat ini, selama perjuangan bersenjata ia tidak memikirkan hal-hal yang berbau pernikahan sampai akhirnya ia menjatuhkan pilihannya pada seorang wanita bernama Mariatni, ia merupakan putri Mr. Besar Martokusumo yang saat itu berdomisili di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun