Setelah menyiapkan beberapa berkas yang akan dibawa Mas Harsono Tirtodarmo turun kebawah untuk bergabung dengan anak istrinya di meja makan.
"Aduh anak-anak ayah sudah pada rapi begini, ayo kita makan sebelum nanti ayah antar ke sekolah." ujarnya sembari menarik sebuah kursi tepat dihadapan istrinya dan duduk dikursi tersebut.
"Ayah juga sudah rapi begitu, terlihat sangat tampan sekali." jawab Agus yang merupakan saudara kandung dari Tirto.
"Sudah-sudah semuanya terlihat cantik dan tampan hari ini, sekarang waktunya kita sarapan nanti kalian telat." ujar Ibu Patimah.
Sebelum makan mereka memanjatkan doa terlebih dahulu yang dipimpin oleh sang ayah Mas Harsono Tirtodarmo, lalu seusai berdoa mereka pun menyantap makanan yang dibuat oleh Ibu Patimah dengan lahap, mereka terlihat lahap sekali memakan makanan yang tersedia, bak ikan diair yang sangat antusias melahap makanan jika kita taburkan makanannya kedalam air, mereka pun tampak antusias memakan makanan tersebut. Lalu seusai sarapan Mas Harsono Tirtodarmo beserta anak-anaknya berangkat ke sekolah.
--
Tring tring tring
Bel disekolah berbunyi menandakan waktunya para siswa untuk beristirahat, tahun ini merupakan tahun pertama Tirto menempuh pendidikan di HIS 6, walau tahun ini merupakan tahun pertama tirto namun dia tidak tampak kesulitan untuk bersosialisasi. Ia tumbuh menjadi anak yang periang dan pandai sehingga memiliki banyak teman di sekolahnya.
"Tirto ayo kita bermain kejar-kejaran, kami bosan bermain petak umpet terus dan pasti sudah ketebak jika kamu yang menang." ujar salah satu teman kelas Tirto.
"Ayoo kita bermain kejar-kejaran, sepertinya kalian juga bosan jika bermain petak umpet terus." jawab Tirto.
Akhirnya mereka pun bermain kejar-kejaran di lingkungan sekitar sekolah, setelah cukup lama bermain kejar-kejaran lagi dan lagi ternyata permainan ini dimenangkan oleh Tirto. Karena terus menerus memenangkan permainan dengan strategi bermainnya yang cerdik maka Tirto dijuluki dengan sebutan "Si Kepala Macan" oleh teman-temannya.