"Sudah-sudah daripada mengobrol disini lebih baik ayah dan tirto ke meja makan, ibu sudah siapkan makanan untuk kalian." seru Ibu Patimah kepada suami dan anaknya.
"Yee ayoo kita makan." Tirto terlihat senang sekali padahal air mata dipipinya masih belum kering. Ia berlari menuju meja makan hingga akhirnya
Brukkkk
"Tirtoo kan sudah ibu bilang jangan lari-lari begitu nanti jatuh." ujar sang Ibu dengan nada yang lumayan tinggi.
--
Mentari pagi mulai muncul dengan malu-malu dibalik jendela kamar, disertai dengan bergeraknya alarm dengan bunyi nyaring diatas nakas membuat sang empu bangun dari tidurnya. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh alarm yang sedari tadi sudah mengganggu tidurnya.
"Sudah pukul 06.00 pagi, aku harus segera bergegas." ujar Mas Harsono Tirtodarmo.
Ia langsung bergegas menuju kamar mandi dan bersiap-siap berangkat ke kantor, setelah memakai seragam yang rapi dan bersih tiba tiba Ibu Patimah masuk kedalam kamar
"Aku sudah menyiapkan sarapan dibawah, mas lebih baik sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat kerja, anak anak sudah menunggu dibawah." ujar Ibu Patimah kepada sang suami.
"Aku sedang menyiapkan berkas-berkas untuk beberapa kasus yang aku urus hari ini, kamu turun saja duluan ke bawah nanti aku menyusul." jawabnya.
Mas Harsono Tirtodarmo merupakan seorang jaksa di Sidoarjo lalu diangkat menjadi wedana di Kertosono dan mereka akhirnya pindah ke kota itu. Dan akhirnya Mas Tirtodarmo Haryono bersekolah di HIS 6 (Hollandsch-Inlandsche School = Sekolah Dasar). Tirto umur 6 tahun tumbuh menjadi orang yang suka bermain dan memiliki banyak teman, ia juga merupakan seorang anak yang pandai.