Mohon tunggu...
Aufa Aulia
Aufa Aulia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Nursing Student

only you can change your life, nobody else can do it for you.♡

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tetesan Darah Sang Revolusi

21 November 2021   17:11 Diperbarui: 21 November 2021   18:52 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mariatni, aku mencintaimu dengan ketulusan hatiku. Apakah engkau bersedia menjadi teman sehidup sematiku dan bersedia menerimaku disaat senang maupun susah?." tanya M.T Haryono kepada Mariatni dengan box cincin berlian yang cantik nan indah yang ia buka tepat dihadapan sang pujaan hatinya.

"Ya, aku bersedia menjadi teman sehidup sematimu Haryono, aku bersedia menemanimu dikala sedih maupun senang." jawab Mariatni dengan lugas. Tidak disangka air mata keduanya pun jatuh tepat setelah Mariatni menjawab, keduanya diselimuti rasa haru.

  Pertunangan M.T Haryono dan Mariatni akan dirayakan pada tanggal 2 Juli 1950 namun pertunangan keduanya diganti dengan pernikahan karena pada waktu itu Pemerintah memerlukan seorang Atase Militer untuk Negeri Belanda dan pilihannya jatuh pada Mayor M.T. Haryono. Hal ini disebabkan karena Mayor M.T. Haryono merupakan seorang yang terpelajar, ia sangat fasih berbahasa Belanda, Inggris dan Jerman ia pun sempat terlibat dalam KMB yang baru saja berlalu.
  Lalu M.T Haryono dan Mariatni  pun berangkat ke Negeri Belanda sebagai pengantin baru untuk sementara mereka hidup di gedung Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag, ibu kota Negeri Belanda dan seolah-olah berbulan madu di luar negeri. 

--

  Setelah beberapa tahun melangsungkan pernikahan M.T Haryono dan Mariatni dianugerahi lima orang anak. Dua orang anak yang tertua lahir di Den Haag waktu ia menjabat Atase Nliliter di Negeri Belanda. Yang sulung bernama Bob Haryanto, yang kedua Haryanti Mirya, anak yang ketiga Rianto Nurhadi, yang keempat Adri Prambanto dan yang kelima Endah Marina.

  Keluarga kecil M.T Haryono merupakan keluarga kecil yang sangat bahagia, ia dan sang istri Mariatni gemar menanam bunga anggrek yang beraneka ragam dan warna. Hal ini mencerminkan bahwa ia dan sang istri merupakan orang yang tekun, sabar dan ulet.

--

  Disepertiga malam yang sunyi tercatat dalam sejarah yaitu pada tanggal 01 Oktober 1965 pukul 03.30 WIB anggota Tjakrabirawa yang menyebut diri mereka adalah Gerakan 30 September mendatangi rumah M.T Haryono dan Mariatni di Jalan Prambanan No 8. Seolah tau hal buruk yang akan terjadi Mariatni terbangun karena mendengar suara-suara riuh di pekarangan rumahnya. Ia lalu membangunkan M.T Haryono

"Mas bangun, perasaanku tidak enak, aku rasa ada beberapa orang yang sedang berada di pekarangan rumah kita." ujar Mariatni sembari membangunkan M.T Haryono yang sedang tertidur lelap. M.T Haryono pun terbangun dengan perasaan yang tidak enak pula, ditambah melihat ekspresi sang istri yang terlihat ketakutan.

"Kamu bawa anak-anak pergi ke kamar sebelah!, aku rasa diluar sana banyak orang yang sedang mencariku." seru M.T Haryono kepada sang istri.

"Nak ayo bangun, kita bersembunyi ke kamar sebelah." Ujar Mariatni sembari membangunkan anak-anaknya. "Huaa ada apa bu? Ini kan masih malam, kenapa ibu malah membangunkan kita?." tanya Rianto yang merupakan anak ke tiga dari M.T Haryono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun