Gluduk duarrrr
Suara gemuruh petir menyambar salah satu pohon di pekarangan rumah tersebut, hal ini mebuat tirto ketakutan dan langsung berlari kedalam rumah.
"Tirtoo awas jangan lari-lari begitu, lantainya baru ibu pel nanti kamu jatuh!." seru Ibu Patimah kepada anaknya.
"Huaa ibuu aku takut, tadi ada petir yang menyambar salah satu pohon didepan buu." tangis seoarang anak berusia 5 tahun kepada ibunya, ia langsung memeluk ibunya karena merasa sangat ketakutan.
"Sudah-sudah jangan menangis, lagian kamu ada-ada saja sudah tau hujan tetapi masih main dipekarangan rumah, ibu daritadi mencari kamu kemana-mana tetapi tidak ketemu." ujar ibu Patimah sembari mengelus-ngelus punggung Tirto yang terus menerus menangis.
"Lebih baik sekarang kamu makan, kakak-kakakmu sudah menunggu di meja makan. Ibu sedang menunggu ayahmu yang membeli minyak tanah untuk lampu petromak malam ini tetapi mengapa lama sekali ya?." ujar Ibu Patimah terheran-heran.
"Okee siap laksanakan buu." jawab tirto.
Beberapa detik setelah itu terdengar suara ketukan pintu
Tok tok tok "Assalamualaikum."
"Ibuu itu ayah sudah pulang." seru Tirto kepada ibunya sembari loncat-loncat dan segera memeluk ayahnya.
"Aduh jagoan ayah kenapa matanya sembab begini? Tirto habis menangis?." tanyanya kepada sang anak.
"Iya ayah tadi ada petir yang kencang sekali, aku jadi ketakutan." ujar Tirto dengan suara lirih.