"Ini Taufik, pacarnya Evha. Ia berkerja di salah satu perusahaan percetakan di Solo pak" kata Rifky menunjuk foto pertama. "Pak Rifky Sudah pernah ketemu Pak Taufik?" tanya Sigit. "Belum pak, saya cuma tahu wajahnya dari foto aja. Jawab Rifky. Sigit hanya mengangguk mendengar jawaban Rifky.
"Apa pak Taufik kenal Rifky?" tanya Sigit. "Saya kurang tahu pak, tapi kita belum pernah tatap muka, mungkin hanya tahu sekedar nama saja pak" jawab Rifky
"Itu Beni, pak" kata Rifky menunjuk foto kedua, singkat.
"Beni itu siapanya Evha?" tanya Sigit. "Mantan boss nya Evha pak" jawab Rifky, lagi-lagi singkat.
Sigit menghela nafas mendengar jawaban singkat Rifky. Sepertinya Rifky butuh di-push lebih, agar berbicara lebih banyak. Sigit mengambil satu foto dari bindernya, dan menunjukannya kepada Rifky. Foto itu adalah foto kost mewah yang ditinggali Evha bila sedang bertemu Beni.
"Beni itu siapanya Evha?" Sigit kembali menanyakan pertanyaan yang sama. "Selingkuhannya Evha, pak" kata Rifky sambil menunduk.
"Trus, siapa itu?" tanya Sigit sambil menunjuk foto ketiga. "Itu Pak Mamat, pemilik warung dekat jalur hiking di Cisadon pak" jawab Rifky. "Sering ketemu Pak Mamat?" tanya Sigit. "jarang pak, cuma sekedar tahu nama aja, ketemu kalau lagi hiking sama Evha aja pak." Kata Rifky tersenggal-senggal, seperti menahan tangis.
"Kapan terakhir kali hiking sama Evha?"
Rifky menangis mendengar pertanyaan Sigit. Sambil terbata-bata ia berusaha menjawab, "Minggu lalu pak, tanggal 2 Juni" jawab Rifky sambil menangis.
***
9 Hari yang lalu, Rabu 6 Juni 2018