"Dia, cowok itu yang mengantar Evha" kata Taufik sambil menunjuk foto Rifky
Sigit diam saja mendengar jawaban Taufik. Padahal ia tahu kalau sebenarnya Taufik marah kepada pria yang salah. Â
"Tapi saya masih mencoba menenangkan diri, saya mencoba menenangkan diri dan tidak bertemu dulu dengan Evha dalam keadaan marah. Saya putuskan untuk tinggal di mobil malam itu, dan pagi nya ketika emosi saya mereda, saya baru akan bicara dengan Evha" kata Taufik
"Kemudian ini" kata Sigit sambil menunjukan dokumen di depan Taufik.
"Itu record GPS tracking di mobil perusahaan yang Pak Taufik pakai. Tanggal 2 Juni terekam pergerakan mobil ke arah Sentul. Pak Taufik ke mana ketika itu" tanya Sigit.
"Hari itu, pagi-pagi buta, mobil yang sama datang lagi menjemput Evha. Saya mengikuti kemana mereka pergi" jawab Taufik. "Kemudian ketika keduanya hiking, Pak Taufik juga mengikuti mereka hiking?" tanya Sigit. Taufik hanya mengangguk.
"Saya benar-benar marah ketika itu. Saya sebenarnya tidak tahu kenapa saya mengikuti mereka hiking. Yang saya tahu, saya merasa sangat marah" kata Taufik.
"Kapan pak Taufik membulatkan tekad untuk menghabisi Evha? apa ketika Evha sendiri? Apa Pak Taufik berusaha mencoba membunuh keduanya, tapi yang ada hanya Evha?"
"Tidak tahu pak, saya tidak berfikir apapun ketika itu, yang ada hanya marah" kata Taufik.
"Lalu, kenapa bapak pesan tiket pesawat Solo-Jakarta tanggal 9 Juni 2018? Untuk nutupin jejak?" tanya Sigit. Taufik hanya mengangguk lemah.
***