Seketika, pria itu merubah posisi duduk santunnya, kaki kirinya kini ditumpangkan ke lutut kaki kananya. Kemudian ia menyisingkan lengan kaos panjangnya dan melipatnya di depan dada. Terlihat sebuah tattoo di tangan kanannya tersikap.
Sambil tersenyum, pria itu berkata singkat, tanpa sedikitpun terlihat penyesalan diwajahnya
"Ya, saya pembunuh Evha"
***
"Pak Taufik, atas alasan apa, Pak Taufik berpergian ke Bekasi pada 1 Juni 2018, dengan menggunakan mobil milik kantor bapak" tanya Sigit kepada pria di depannya. "Apa untuk membunuh Evha?". Tanya Sigit sambil menunjukan foto mobil kantor Taufik bernopol Kota Solo yang tercapture cctv rumah di depan kost Evha di Bekasi.
Masih dengan sikap yang santai, Taufik menjawab "Gak, saya sama sekali tidak ingin membunuh Evha, takdir yang menginginkan saya membunuh Evha, hari itu saya pergi jauh-jauh dari Solo untuk menyelamatkan hubungan kami yang sudah Evha rusak"
"Takdir?" tanya Sigit
"Iya, saya sampai di Bekasi tanggal 1 Juni, sore hari. Ketika itu Evha tidak ada di kost, saya kembali ke mobil untuk menunggu Evha. Malam itu, Evha kembali kekostnya dengan diantar oleh laki-laki dengan menggunakan mobil. Takdir menentukan saya melihat Evha kembali dengan pria itu" jawab Taufik. "Mereka tidak langsung turun mobil. Sekitar setengah jam kemudian baru mereka keluar mobil" lanjutnya
"Pemandangan yang pasti bikin pak Taufik marah kan?" simpul Sigit.
"Iya, siapa yang tidak marah? saya jauh-jauh dari Solo untuk berusaha menyelamatkan hubungan kami. Sampai di Bekasi, saya malah melihat Evha malah diantar oleh laki-laki lain" Jawab Taufik
"Siapa yang mengantar Evha?" tanya Sigit sambil menunjukan foto Rifky dan Beni kepada Taufik.