Orang benci: "Alah! Aku sangat benci orang yang bermulut besar sepertimu. Kata-katamu ini terlalu dibesar-besarkan & dimanis-maniskan. Jadi jangan membodohiku dengan kata-kata ajaib & bombastis seperti itu, karena aku paling muak dengan kata-kata yang terlalu muluk-muluk & tidak nyata yang hanya melenakan & menjauhkan diri dari kenyataan yang sebenarnya."
Orang optimis: "Kalau begitu aku sederhanakan lagi konsepnya yakni: "aku ingin Indonesiaku maju". Jika disederhanakan lagi "aku ingin maju". Jika aku & orang Indonesia lainnya maju, maka negara Indonesia pun ikut maju. Bukankah ide ini begitu sederhana & jelas?Â
Orang benci: "Apanya yang jelas? Kamu terlalu naif jika berharap Indonesia maju jika situasi & kondisi Indonesia seperti saat ini. Lagi pula hanya seorang diri sepertimu yang berharap & bermimpi besar seperti itu adalah hal yang sia-sia & tidak ada manfaatnya. Kamu ini jangan membuatku menertawai apa yang kamu lakukan."
Orang optimis: "Meski terlihat sulit, tapi aku harus tetap optimis. Bukankah jika Indonesia maju, maka kita-pun akan merasakan manfaat dari kemajuan tersebut? Bukankah hal ini menguntungkan anda & aku? Jadi apanya yang salah & mengapa anda begitu membenciku?"
Orang benci: "Kamu ini lebih buruk dari orang bodoh atau apa? Seolah-olah kamu tidak tahu & pura-pura tidak mengerti apa kesalahanmu. Jangan berlagak polos & merasa tidak punya salah seperti itu. Pikirkanlah sendiri apa salahmu & mengapa aku membencimu."
Orang optimis: "Tadi anda bilang omonganku bagaikan tong kosong yang nyaring bunyinya, jadi omonganku selangit tapi kosong artinya."
Orang benci: "Itu salah satunya & jika kamu sudah memahaminya maka seharusnya kamu tahu apa yang harus kamu lakukan. Jadi jangan pura-pura seperti orang bodoh seperti itu. Dasar tidak tahu diri!"Â
Orang optimis: "Jika seperti itu, berarti omonganku tidak ada gunanya bagi anda, jadi mengapa anda tidak abaikan saja? Bukankah tadi anda juga bilang membaca tulisanku hanya buang-buang waktu saja? Lalu mengapa anda repot-repot menanggapi & membantah tulisan-tulisanku?"
Orang benci: "Kok jadi berbalik memojokkanku? Siapa juga yang mau membaca & memahami tulisanmu? Aku tidak peduli & tidak sudi melihat tulisanmu apalagi sampai membaca & memahaminya. Jadi jangan coba-coba mengubah pikiranku untuk membaca & memahami tulisanmu."
Orang optimis: "Tapi tulisan-tulisanku tidak berisi & mengarahkan kepada hal-hal negatif malah justru tulisan-tulisanku untuk mengajak orang-orang kepada hal-hal positif & menghindari hal-hal negatif."
Orang benci: "Tadi sudah kubilang bahwa aku tidak peduli & tidak sudi melihat tulisanmu. Jadi untuk apa kamu terus membela diri & mencari-cari alasan untuk mempertahankan tulisanmu dari kritikan & kecamanku serta tidak mengakui keburukan, kesalahan, kekurangan, & kelemahanmu yang aku tunjukkan padamu? Kamu memang orang yang munafik, menampakkan diri pada orang lain agar terlihat berhati baik padahal sebenarnya kamu orang yang berhati buruk, kamu berpura-pura terlihat rendah hati padahal di hatimu kamu meninggi-ninggikan dirimu sendiri, kamu berkata-kata seolah kamu orang yang bersih & suci padahal kamu orang yang kotor, kamu berlagak seperti orang yang terhormat & mulia padahal kamu orang yang memalukan & hina, kamu sok menasehati orang padahal dirimu tidak mau dinasehati, kamu sok benar padahal kamu orang yang banyak kesalahan, semua yang kamu lakukan adalah sandiwara & kepalsuan untuk menipu orang-orang yang tidak berpikir panjang & mudah dibodohi, kamu bersembunyi di balik topeng kesempurnaan untuk menutupi cacat & cela yang ada padamu."