Orang benci: "Pokoknya omonganmu itu ngawur semua & tidak bermakna. Jadi kamu tidak usah menanyakan balik, mana yang salah & mana yang benar dari tulisanmu. Tulisanmu itu tidak layak untuk disebarluaskan ke semua orang karena berupa anggapan & pengandaian yang tidak berdasar pada kenyataan."
Orang optimis: "Dari inti sari tulisanku, mana yang berupa anggapan & pengandaian yang tidak sesuai kenyataan?"
Orang benci: "Pokoknya tulisanmu itu tidak ada yang bermanfaat bagiku & kalau hanya menulis seperti itu saja, aku pun bisa melakukannya."
Orang optimis: "Syukurlah jika anda bisa membuat tulisan seperti tulisan yang aku buat. Jadi kita bisa bekerja sama untuk menyadarkan & menginspirasi orang lain untuk ikut bergerak memajukan Indonesia."
Orang benci: "Eits..jangan samakan aku dengan dirimu ya! Aku bukanlah pengobral mimpi indah sepertimu. Aku bukanlah orang yang bermodal omong doang sepertimu. Aku bergerak dengan tindakan nyata, tidak sepertimu yang hanya omong doang & angan-angan kosong tanpa tindakan. Aku memimpin sekian banyak orang di sebuah perusahaan. Aku mengarahkan sekian banyak orang untuk bekerja keras mencapai tujuan perusahaan. Aku berpikir & bertindak nyata untuk memajukan perusahaan. Aku telah membantu karyawan meraih impian mereka, aku telah membantu perusahaan meraih impiannya, & akupun telah berusaha keras meraih impianku sendiri. Jadi bukankah itu artinya aku telah turut serta ambil bagian dalam usaha membangun perekononomian Indonesia?"
Orang optimis: "Jalan hidup kita berbeda. Itu adalah jalan hidup anda & inilah jalan hidupku. Jika anda memaksaku untuk menjadi seperti anda, maka bisa jadi hal itu akan menyulitkanku, begitupun sebaliknya. Tapi jika anda tetap memaksaku, maka jawabku: saat ini, memang inilah yang bisa aku lakukan. Tapi apakah membuat tulisan itu semudah membuat coretan tak bermakna di selembar kertas kosong? Jika sesederhana itu saat membuat tulisan, maka buatlah tulisan tentang gerakan memajukan Indonesia. Bertindak & nyatakanlah ide & pemikiran anda tentang hal itu dalam bentuk tulisan."
Orang benci: "Kamu ini cuma bisa membolak-balikkan pendapat orang lain. Apa kamu tidak punya pendapat lain yang murni berasal dari dirimu sendiri? Dasar tukang jiplak, tukang curi ide orang lain, tukang manfaatin orang lain demi kepentinganmu sendiri!"
Orang optimis: "Omongan anda sekarang terlalu melebar. Dari tadi aku bertanya tapi tidak anda jawab & malah membahas hal lainnya."
Orang benci: "Kamu ini memang tidak tahu diri & tidak tahu malu ya?! Dari tadi aku berkata-kata padamu, tapi kamu tetap saja belum tahu juga maksudku. Pokoknya aku benci sekali padamu & aku tidak mau dengar semua kata-katamu."
Orang optimis: "Baiklah jika begitu. Kebencian anda sudah terlalu menutupi pikiran jernih anda, sehingga apapun yang kukatakan tidak dapat masuk & dicerna di dalam pikiran anda, jadi perdebatan kita percuma & tak ada artinya."Â
Orang benci: "Haha..akhirnya kamu kalah & menyerah. Makanya, jangan sok-sok-an jadi orang. Orang kemarin sore saja, sudah sok hebat, sok segalanya. Emangnya hal hebat apa yang telah kamu lakukan sehingga begitu sombong & menganggap remeh orang lain?"Â