Kami pun berangkat sekolah bersama, di kelas pun aku duduk dengan Beno, karena ya tidak kenal semua teman satu kelas ini. Ada sih beberapa. Pelajaran pun di mulai, semua penghuni kelas XI IPA1 masuk ke dalam kelas, ku cermati satu persatu.
“Ada yang bisa menerangkan Bab Satuan Massa”? seorang guru fisika Bernama Bu Latif.
“Saya Bu” dua orang mengancungkan tangan berbarengan.
Dalam hati, jelas Beno, siswi perempuan itu, tidak asing bagiku. Entah siapa itu, padal belum tua pula, sudah lupa. Mereka secara bergantian menerangkan materi itu dengan lantang. Yah, Namanya Firza Maharani, dilanutkan Beno, setelah itu betapa terkejutnya aku. Ternyata Ammar, tapi Ammar dulu pakai kacamata, sedangkan ini tidak. Mungkin dia bukan Ammar yang dulu.
***
Memang benar siswa itu beneran Ammar, orang yang dulu teristimewa di benakku.
Enam bulan telah berlalu…
“Dhea,,” Ammar menyapaku, saat istirahat didepan kelas.
“Ia, masih inget berarti kamu Mar?” jawabku.
“Siapa sih yang tak inget Dhea, masihlah dalam benakku, serius”. Ammar mencoba duduk di sampingku.
“Penampilan baru nih, ada yang beda”. Balasku seraya senyum padanya.