Sesuai dengan perjanjian. Tengah malam ini, aku mengikuti ayah berlari menuju suatu tempat. Udara dingin yang menusuk, sama sekali tidak aku rasakan. Ayah masih berlari menembus ujung hutan dan berhenti dibalik pohon besar. Suhu tubuhku berubah menjadi dingin setelah ayah menepuk bahu dan mencengkram leherku.
“ Untuk yang pertama kalinya. Kamu harus menghisap darah manusia yang sedang berjalan diujung sana. Ini perintah ayah. “
Aku tidak ingin membantah perkataan ayah. Karena tak ingin kejadian seratus tahun lalu terulang lagi. Sudut mataku meneropong, menjurus pada lelaki yang tengah berjalan seorang diri. Aku terbelonjak dan melangkahkan kaki mundur. Ayah menatapku tajam, tangannya sudah siap mencengkramku lagi.
“ Ayah, kumohon. Aku tidak dapat membunuh lelaki itu. Dia adalah dosenku. Dan aku tidak yakin bahwa dia manusia seutuhnya. Kurasa dia masih satu keluarga dengan kita “
“ Apa maksudmu? Dia hanya manusia biasa. Bangsa vampir tak pernah memandang status sosial seseorang “
“ Sekali tidak, Tidak ayah. Lucia tidak akan menghisap darahnya, untuk saat ini “
“ Untuk saat ini? Jelaskan perkataanmu Lucia! “
“ Aku menyukainya ayah! Dan aku tidak akan menghisap darahnya! Aku akan tetap membiarkannya hidup! “
തതത
Hamparan rumput hijau. Tercium semerbak bunga yang merekah. Menanti tenggelamnya matahari. Ditemani oleh burung yang beterbangan. Sudah tiga hari aku seperti ini. Ayah tak berbicara sedikitpun terhadapku. Ketakutanku semakin menjadi, mengingat hukuman apa lagi yang akan ayah berikan. Angin berhembus, kuhirup dalam-dalam. Seseorang duduk disampingku.
“ Sendirian? Kenapa sedih? “