Mohon tunggu...
Assyifa Firdaus
Assyifa Firdaus Mohon Tunggu... -

Surya Boarding School Scholarship - writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasih Diujung Taring

30 Oktober 2014   22:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:07 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sesuai dengan perjanjian. Tengah malam ini, aku mengikuti ayah berlari menuju suatu tempat. Udara dingin yang menusuk, sama sekali tidak aku rasakan. Ayah masih berlari menembus ujung hutan dan berhenti dibalik pohon besar. Suhu tubuhku berubah menjadi dingin setelah ayah menepuk bahu dan mencengkram leherku.

“ Untuk yang pertama kalinya. Kamu harus menghisap darah manusia yang sedang berjalan diujung sana. Ini perintah ayah. “

Aku tidak ingin membantah perkataan ayah. Karena tak ingin kejadian seratus tahun lalu terulang lagi. Sudut mataku meneropong, menjurus pada lelaki yang tengah berjalan seorang diri. Aku terbelonjak dan melangkahkan kaki mundur. Ayah menatapku tajam, tangannya sudah siap mencengkramku lagi.

“ Ayah, kumohon. Aku tidak dapat membunuh lelaki itu. Dia adalah dosenku. Dan aku tidak yakin bahwa dia manusia seutuhnya. Kurasa dia masih satu keluarga dengan kita “

“ Apa maksudmu? Dia hanya manusia biasa. Bangsa vampir tak pernah memandang status sosial seseorang “

“ Sekali tidak, Tidak ayah. Lucia tidak akan menghisap darahnya, untuk saat ini “

“ Untuk saat ini? Jelaskan perkataanmu Lucia! “

“ Aku menyukainya ayah! Dan aku tidak akan menghisap darahnya! Aku akan tetap membiarkannya hidup! “

തതത

Hamparan rumput hijau. Tercium semerbak bunga yang merekah. Menanti tenggelamnya matahari. Ditemani oleh burung yang beterbangan. Sudah tiga hari aku seperti ini. Ayah tak berbicara sedikitpun terhadapku. Ketakutanku semakin menjadi, mengingat hukuman apa lagi yang akan ayah berikan. Angin berhembus, kuhirup dalam-dalam. Seseorang duduk disampingku.

“ Sendirian? Kenapa sedih? “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun