Â
Definisi mengenai kepemimpinan berbasis nilai budaya lokal yakni pola kepemimpinan yang menyisipkan atau menjunjung tinggi nilai-nilai kultur/ kebudayaan lokal daerah setempat pada perjalanan tugasnya. Kultur budaya yang menyebar serta beraneka ragam di Indonesia dijadikan acuan berpikir, berperilaku dan bertindak bagi warga setempat. Seperti yang telah diketahui bahwasanya Indonesia adalah Negara yang besar serta heterogen yakni memiliki keberagaman budaya yang makmur dan berlimpah untuk ditelaah dengan tujuan memajukan bangsa. Setiap daerah di Indonesia memiliki kultur yang berbeda-beda dengan ciri khas yang dimiliki.[7] Gunawan menjabarkan bahwa kearifan lokal juga merupakan identitas budaya, yang dimaksudkan ialah identitas bangsa yang menjadikan bangsa tersebut cukup untuk menyerap serta mengendalikan kebudayaan asing  sesuai watak tersendiri. Hal tersebut penting dilakukan dengan alasan jangan sampai masyarakat merasa asing dengan budayanya sendiri. . [8]
Â
Masing-masing negara memiliki nilai-nilai dan budaya nasional yang berasal dari daerahnya. Nilai-nilai budaya nasional tersebut dapat ditemukan dalam budaya yang ada dalam lingkungan organisasi yang ada di wilayah negara tersebut. Bagaimana dengan model kepemimpinan di Indonesia ? Indonesia dikenal dengan budayanya yang beraneka ragam yang tentunya juga memberikan pengaruh kepada perilaku individu, kelompok dan organisasi. Budaya daerah atau budaya lokal yang ada di dalam masing-masing daerah di Indonesia juga mempengaruhi perilaku yang ada dalam organisasi, khususnya gaya kepemimpinan yang berbasis budaya daerah. Teori kepemimpinan telah berkembang saat ini dan menjadi penting untuk dikembangkanpada penelitian- penelitian di masa mendatang yang menjelaskan bagaimana dan gaya kepemimpinan seperti apa yang ada di sekeliling kita.[9]
Â
    Adapun Tokoh pada kepemimpinan berbasis nilai budaya lokal Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara.  Nilai kepemimpinan yang rumuskan serta diturunkan oleh tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara adalah Tut Wuri Handayani menjadi sangat populer saat ini,  yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, ing wuri handayani.[10]
Â
Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Nilai Budaya
- Kepemimpinan Kepala Sekolah
Mengutip dari wikipedia, kepala sekolah merupakan seseorang yang berprofesi sebgai guru namun memiliki tugas lebih yaitu untuk memimpin salah satu lembaga pendidikan yaitu sekolah. Umumnya kepemimpinan kepala sekolah dapat dikatakan baik jika ia berhasil memimpin dengan efektif bagi para  warga sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar sekolah. Kepala sekolah harus menjadi sosok individu yang  menjadi penggerak maupun motivator dan bertanggung jawab pada segala yang dilakukannya dalam memimpin sekolahnya.[11] Dalam mencapai hal tersebut, kepala sekolah dihaharuskan mempunyai ketrampilan yang mumpuni dalam melaksanakan tugasnya. Ketrampilan memimpin yang dimaksud ialah dapat membangkitkan inspirasi para pendidik, menciptakan ruang kerja sama antar pendidik dan staf, melakukan pengembangan program supervisi, dapat mengelolah, mengembangkan, dan melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lainnya.[12]
Â
- Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Budaya
Strategi secara teoritis memiliki makna sebgai suatu pendekatan yang dilakukan secara menyeluruh yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan dan perencanaan dalam mencapai tujuan bersama. Pada kajiannya dalam strategi kepemimpinan yang sesuai meliputi :
- Berperan sebagai tauladan para bawahan
- Seorang pemimpin yang baik adalah ketia dia dapat menjadi sosok yang baik dan menjadi teladan bagi para bawahannya. Jika memiliki peran sebagai kepala sekolah maka dia harus bisa menjadi suri tauladan bagi para warga sekolah yang ada di bawahnya. Contoh dari kepala sekolah yang dapat dijadikan teladan adalah ketia dia aktif dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja guru-guru dan para stafnya dengan memegang teguh standar etika yang menjadi pegangannya. Standar etika yang dimaksud disini adalah etika dalam agama yang mencakup kereligiusan, kejujuran, kedisiplinan, adil dan tegas.
- Berjuang demi nasib bawahannya
- Sebagai seorang yang memilki tanggung jawab tertinggi dalam peningkatan mutu sekolah melalui kualitas pembelajaran, kepala sekolah harus sering melakukan lobiying kepada beberapa pimpinan yang bersangkutan demi memperhatikan nasib para bawahannya, utamanya bagi para tenaga pengajar yang tidak tetap. Semua upaya harus dilaksanakan oleh kepala sekolah demi baiknya kualitas pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya.
- Memikirkan tentang konsekwensi jangka panjang
- Salah satu cara yang ampuh bagi kepala sekolah untuk mengatasi berbagai hambatan yang kemungkinan akan terjadi dikemudian hari ialah dengan menganalogikan baerbagai persoalan yang kiranya akan dihadapi oleh para staf atau bawahannya. Salah satu upaya yang apat dilakukan adalah dengan membuat proses dan program pembelajaran yang sistematis.
- Menentukan standar etika agama sebagai budaya etis
- Dalam hal ini salah satu strategi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan mutu sekolahnya adalah dengan menetapkan standar etika keagamaan. Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena dalam agama sangat banyak sekali nilai-nilai positif yang dapat diambil dan dijadikan pedoman. Standar seperti ini dimaksudkan untuk para pendidik dan kekependidikannya bisa dijadikan suri tauladan bagi para peserta didik.
- Ciri-Ciri Kepala Sekolah Berbasis Nilai Budaya
- Seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi bahwa kepemimpinan berbasis budaya ialah pola kepemimpinan yang di dalamnya juga memasukkan nilai-nilai positif yang ada dalam budaya tersebut. Kemudian jika hal ini dikaitkan dengan Kepala Sekolah maka, artinya bagaimana kepala sekolah tersebut dapat mengengola nilai-nilai budaya kedalam model kepemimpinan yang dibawanya untuk menjadikan sekolah yang dipimpinnya memiliki kualitas yang baik. Kepala sekolah yang memakai pola kepemimpinan berbasis budaya, maka aturan yang dipakai, cara berpikir dan komunikasi akan disesuaikan dengan budaya tersrbut. Berikut merupakan ciri-ciri kepala sekolah yang kepemimpinannya berbasis nilai budaya:
- Religius, sudah diketahui bersama bahwa negara Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragama. Sikap religius harus melekat pada kepala sekolah mengingat religius sendiri berarti suatu kecenderungan rohani manusia untuk mengabdikan dirinya kepada sang pencipta yang meliputi nilai dan hakikat dari kehidupan yang dijalaninya. Karakter religius ini kemudian dapat diimplementasikan oleh kepala sekolah dalam melakukan penegasan kepada bawahannya untuk mengawal tuntas seluruh peserta didik untuk menjalankan ritual keagamaan.
- Adil dalam memimpin, adil disini memiliki makna kepala sekolah mampu dalam meletakkan segala sesuatu secara proposional, tidak pandang bulu, dan bijaksana. Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki banyak sekali budaya yang kemudian dimana para pendahulu selalu menanamkan sifat toleran terhadap sesama warga negara meskipun terdapat perbedaan ras, suku, agama dan lainnya.[13] Maka dari itu kepala sekolah harus mampu menerapkan budaya adil ini kepada seluruh staf, pendidik dan peserta didiknya.
- Â
- Membuat suatu program yang mengadopsi dari budaya sekitar. Menjadi kepala sekolah bukan berarti pandangannya hanya sebatas di lingkungan sekolah saja, namun juga perlu melihat lebih luas lagi pada lingkungan sekitar sekolahan. Beberapa program di sekolah baiknya memang harus mengadopsi budaya masyarakat disekitar sekolah tersebut. Hal ini dilakukan agar masyarakat sekitar juga bisa menjadi support system sekolah tersebut. Contohnya seperti kepala sekolah yang membuat program kerajinan batik bagi peserta didik karena melihat pada daerah dimana sekolah itu berada memiliki kerajinan daerah berupa batik.