Pada Faktanya, Kepemimpinan berbasis nilai budaya terbagi menjadi dua bagian yakni kepemimpinan dengan basis nilai budaya sekolah dan kepemimpinan dengan basis nilai budaya lokal.
Â
Kepemimpinan berbasis nilai budaya sekolah   Â
Â
Zamroni dalam bukunya beliau mendefinisikan yang dimaksud dengan kepemimpinan berbasis nilai budaya sekolah ialah kepemimpinan dengan menjalankan model dugaan dasar, landasan dasar , nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, budaya-budaya yang digenggam oleh seluruh warga sekolah yang nantinya dipercaya dan terbukti digunakan guna menghadapi berbagai masalah dalam menyesuaikan dengan lingkungan yang baru serta melakukan integrasi internal, sampai-sampai model atau pola nilai asumsi  tersebut dapat dilatih dan dibimbing kepada anggota atau generasi baru supaya kelak mereka mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang tepat tentang bagaimana sepatutnya mereka memahami, menggunakan akal budi, serta berperilaku dalam menghadapi keadaan yang ada. Budaya sekolah juga mewujudkan ciri khas, sifat, karakter, dan citra sekolah pada masyarakat secara luas. Lantas budaya sekolah  juga memiliki peran guna melindungi dan memelihara komitmen sehingga fungsi yang sudah disahkan oleh organisasi bisa terlaksana tujuannya.[4]
Â
Robbins dalam literaturnya mendefinisikan budaya organisasi merupakan sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Sistem makna bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh suatu organisasi. Budaya organisasi adalah suatu pola keyakinan, nilai dan harapan yang terbentuk dari yang persepsi. Perbedaan budaya yang kuat dengan budaya yang lemah yaitu, budaya yang kuat dicirikan oleh adanya karyawan yang memiliki nilai inti bersama. Semakin banyak karyawan yang berbagi dan menerima nilai inti, semakin kuat budaya, dan semakin besar pula pengaruhnya terhadap perilaku. Peran pemimpin tentunya sangat diperlukan dalam menumbuhkan nilai-nilai budaya yang kuat dalam organisasi.[5]
Â
Usaha peningkatan pada kualitas secara optimal akan diraih sebagaimana yang cita-citakan apabila budaya kerja dan budaya organisasi mengacu pada budaya kerja yang berkualitas. Hal ini disebabkan pada peningkatan kualitas pendidikan yang dipengaruhi oleh kebiasaan kerja, budaya kerja, serta budaya dalam organisasi yang saling berkesinambungan. Keadaan lingkungan sekolah yang baik maka akan melahirkan budaya sekolah yang baik pula. Budaya dapat didefinisikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan kelompok. Nilai-nilai budaya yang dicanangkan oleh pemimpin nantinya akan mampu meningkatkan, kesetiaan, kemauan, serta kebesarhatian dan lebih jauh yakni melahirkan kinerja guru yang lebih baik kedepannya. Dengan begitu, adanya kepala sekolah menjadi sangat penting dalam menjalankan roda organisasi dengan menumbuh kembangkan budaya sekolah yang arif untuk meningkatkan kinerja guru.[6]
Â
Kepemimpinan Berbasis Nilai Budaya Lokal