Mohon tunggu...
Ashila Nabilsabrina
Ashila Nabilsabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik dan Pendidikan Islam

5 Desember 2023   08:51 Diperbarui: 5 Desember 2023   09:13 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Intisari pemikiran Jean Bodin adalah pandangan mengenai keputusan kedaulatan sebagai hakikat masyarakat sipil. Namun kedaulatan tidak pernah bisa dipisahkan dari hak-hak formal. Hukum dianggap sebagai keputusan yang berdaulat. Hukum adat dianggap sah hanya jika didukung oleh penguasa yang mempunyai kekuasaan tidak terbatas untuk membuat undang-undang.

Thomas Hobbes

Teori konflik yang dikembangkan oleh Thomas Hobbes berpendapat bahwa pada dasarnya hukum adat merupakan dorongan dominan dalam perilaku manusia yang diformulasikan sebagai berikut, Tingkat pertama adalah keinginan dan kegelisahan manusia yang terus-menerus akan kekuasaan setelah mengambil alih kekuasaan, artinya ketika manusia masuk ke dalam kubur, keinginannya akan kekuasaan akan berhenti. Hal ini terwujud dalam dua hal, seorang raja dan permasalahannya, karena rasa haus akan kekuasaan tidak pernah terpuaskan.

Kritik terhadap teori konflik dan fungsionalisme struktural, serta kekurangan yang dimiliki oleh kedua teori tersebut, telah menghasilkan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut melalui rekonsiliasi atau integrasi. Asumsinya adalah bahwa dengan menggabungkan keduanya, kedua teori tersebut dapat menjadi lebih kuat daripada jika berdiri sendiri. Menurut Lewis A. Coser, konflik memiliki beberapa fungsi, antara lain:

Konflik dapat membantu menguatkan ikatan kelompok yang memiliki struktur longgar. Masyarakat yang mengalami disintegrasi atau berkonflik dengan masyarakat lain dapat memperbaiki integrasi mereka.

Konflik dapat membantu menciptakan kohesi melalui aliansi dengan kelompok lain. Sebagai contoh, konflik antara bangsa Arab dan Israel dapat menghasilkan aliansi antara Israel dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, mengurangi konflik antara Israel dan Arab mungkin dapat melemahkan hubungan antara Israel dan Amerika Serikat.

Konflik dapat memobilisasi individu yang sebelumnya terisolasi. Protes terhadap perang Vietnam, misalnya, mendorong kalangan anak muda untuk pertama kalinya terlibat dalam kehidupan politik di Amerika. Setelah konflik Vietnam berakhir, semangat apatis di kalangan pemuda Amerika kembali muncul.

Konflik juga dapat memperkuat fungsi komunikasi. Sebelum konflik, kelompok-kelompok mungkin tidak percaya pada posisi musuh mereka. Namun, sebagai hasil dari konflik, posisi dan batas antara kelompok ini sering menjadi lebih jelas. Ini memungkinkan individu untuk lebih baik memutuskan tindakan yang tepat terkait dengan musuh mereka. Konflik juga memberikan kesempatan bagi pihak yang bertikai untuk menemukan ide yang lebih baik mengenai kekuatan relatif mereka dan meningkatkan kemungkinan pendekatan atau perdamaian.

Adapun beberapa teori mengenai konflik yakni sebagai berikut

  •  Teori Hubungan Masyarakat. Konflik diasumsikan disebabkan oleh polarisasi, ketidakpercayaan, dan permusuhan yang terus berlanjut antar bermacam-macam perbedaan dalam masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok yang mengalami konflik, serta berupaya untuk mendorong toleransi dalam masyarakat. masyarakat lebih menerima keberagaman yang ada di dalamnya.
  • Teori Kebutuhan Manusia. Diasumsikan bahwa konflik yang mengakar disebabkan oleh tidak terpenuhinya atau terhambatnya kebutuhan dasar manusia (fisik, psikologis, dan sosial). Inti dari diskusi sering kali adalah keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi dan otonomi. Tujuan: menganalisa dan mengupayakan secara bersama kebutuhan mereka yang masih belum  terpenuhi, dan juga mendapatkan hasil pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi tersebut.
  • Teori Negosiasi Prinsip. Konflik diasumsikan timbul karena adanya ketidaksesuaian posisi dan perbedaan pandangan mengenai konflik antara pihak-pihak yang berkonflik. Tujuan: Membantu pihak-pihak yang berkonflik memisahkan perasaan pribadi dari masalah dan menciptakan ruang untuk pemahaman yang lebih obyektif serta penyelesaian yang lebih konstruktif., memungkinkan mereka mendorong pihak-pihak yang berkonflik untuk bernegosiasi berdasarkan kepentingan mereka sendiri dan bukan pada posisi tertentu. Selanjutnya, memulai proses kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak yang terlibat.
  • Teori Identitas. Konflik dianggap disebabkan oleh ancaman terhadap identitas, yang seringkali bermula dari hilangnya sesuatu atau rasa sakit yang belum terselesaikan di masa lalu. Tujuan: Untuk mengidentifikasi ancaman dan ketakutan antar pihak serta membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka dengan memfasilitasi lokakarya dan dialog antar pihak yang mengalami konflik.
  • Teori Kesalahpahaman lintas budaya. Konflik diasumsikan disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya komunikasi antar budaya yang berbeda. Tujuan: Untuk meningkatkan pemahaman pihak-pihak yang berkonflik terhadap budaya masing-masing, mengurangi stereotip negatif terhadap satu sama lain, dan meningkatkan efektivitas komunikasi lintas budaya.
  • Teori Transformasi Konflik. Konflik diasumsikan disebabkan oleh permasalahan kesenjangan dan ketidakadilan yang muncul seperti permasalahan sosial, budaya, dan ekonomi. Tujuan: Mengubah struktur dan kerangka kerja yang mengarah pada kesenjangan dan ketidakadilan (termasuk kesenjangan ekonomi), meningkatkan hubungan dan sikap jangka panjang antara pihak-pihak yang berkonflik, dan mengembangkan proses dan institusi.

B. Tujuan Pendidikan islam

Bahkan dalam mekanisme pendidikan nan ditujukan atas aktivitas psikologis peserta didik nan sedang dalam fase perkembangan, sasaran menjadi penyebab terpenting selama proses pendidikan. Oleh lantaran itu, tujuannya jelas, dan inti bahasan beserta metode, gaya dan isi, serta potensi yang digunakan konsisten dengan cita-cita yang mendasari tujuan pendidikan. Tujuan dari pendidikan Islam melibatkan pencapaian nilai-nilai yang selaras dengan perspektif Islam. Hal ini diharapkan dapat terwujud melalui proses pembelajaran yang terarah dan konsisten melalui berbagai cara baik materiil maupun immateriil yang identik dengan nilai-nilainya. Tujuan ideal dalam proses pendidikan Islam meliputi nilai-nilai Islam yang dicapai secara bertahap selama proses pendidikan berdasarkan ajaran Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun