Mohon tunggu...
Ashila Nabilsabrina
Ashila Nabilsabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik dan Pendidikan Islam

5 Desember 2023   08:51 Diperbarui: 5 Desember 2023   09:13 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penting untuk memahami sumber-sumber pemicu konflik dan mengimplementasikan cara-cara yang sesuai untuk mengatasinya. Dalam konteks ini, pendidikan Islam menyediakan panduan tentang bagaimana mengelola konflik sehingga dapat dianggap sebagai suatu bentuk rahmat dan bukan sebagai awal dari perpecahan.

B. Konsep Dan Teori Konflik

  • Pengertian Konflik

Ada dua asal kata dari konflik yaitu konfigure atau conficium yang artinya konflik, dan mengacu dengan segala bentuk konflik, benturan, ketidakcocokan, kontradiksi, pertarungan, pertentangan, dan interaksi yang bermusuhan.[1] Secara makna, konflik diartikan sebagai reaksi seseorang yang merasa wilayah dan kepentingannya terancam dan menggunakan kekerasan untuk mempertahankan wilayah atau kepentingannya.[2] Sementara itu, Robbins mengemukakan bahwa konflik merupakan suatu proses interaktif yang terjadi karena perbedaan dua sudut pandang, yang dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi semua pihak yang terlibat[3] 

 

Afzalur   Rahim   menyebutkan  mengenai   definisi   konflik   bahwasannya konflik adalah sikap ketidakcocokan, perselisihan atau individu-individu yang memiliki perbedaan intensitas sosial,  golongan -- golongan   atau  organisasi - organisasi dari interaksi yang termanifestasikan.[4] Begitu pula Wahyosumidjo menyebutkan bahwa pengertian konflik yaitu segala   hal dengan bermacam-macam bentuk interaksi antara manusia yang mengandung sifat yang berbenturan.

 Dari berbagai banyaknya istilah dari konflik disebutkan bahwasannya konflik adalah perbedaan pendapat, pertentangan ataupun perselisihan. Walaupun demikian perbedaan pendapat itu berbeda pada tujuannya. Pada saat yang sama, konflik itu sendiri muncul dari keinginan, sehingga perbedaan pendapat belum tentu bisa disebut konflik. Namun, apbila perbedaan pendapat tersebut kurang ditangani dengan baik, maka bisa menmicu konflik serta perbedaan pendapat nan berbahaya, yang akhirnya akan berujung pada hilangnya kekuatan persatuan dan kesatuan. Persaingan tidak sama dengan konflik, namun persaingan mudah menimbulkan konflik. Demikian pula, permusuhan tidak berarti konflik, dan orang yang bermusuhan mungkin tidak berada dalam konflik. Demikian pula, orang yang berkonflik mungkin tidak bersikap bermusuhan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konflik adalah perbedaan atau ketidaksesuaian cara pandang yang timbul karena adanya keinginan individu atau kelompok untuk bereaksi terhadap suatu permasalahan sehingga menimbulkan suatu dampak. Dampak yang ditimbulkan tidak serta merta menuju pada hal-hal negatif saja, dampak ini juga bisa tertuju pada hal positif. Sebagai mana Hanson mengutip pendapat dari Allport yang menyebutkan bahwasannya Semakin banyak ilmuwan sosial yang menjelaskan bahwa konflik bukanlah sebuah kejahatan semata, melainkan sebuah fenomena yang mempunyai dampak konstruktif atau destruktif, tergantung pada pengelolaannya.[5] Maka dari itu dampak positif atau negatif konflik bergantung pada cara penanganan atau pengelolaannya.  

C. Penyebab munculnya konflik

Konflik mungkin timbul karena salah satu pihak merasa dirugikan atau kedua belah pihak merasa bahwa kepentingan mereka merasa dirugikan, baik dengan cara material maupun non-material. Pada perihal itu Mulyasa memaparkan aspek-aspek yang memicu konflik, sebagai berikut:[1]

 Perbedaan pendapat

Konflik bisa terjadi karena adanya perbedaan pendapat dan semua orang menganggap dirinya benar. Perbedaan pendapat yang semakin besar dan mengemuka dapat menimbulkan ketegangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun