Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kedewasaan Parpol Indonesia, Menerima Jokowi sebagai Capres Tunggal

24 Juni 2018   10:40 Diperbarui: 24 Juni 2018   10:52 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemimpin yang benar-benar menerima dan menghargai kehormatan "dipercaya rakyat" pasti menjaga kehormatan yang diterima. Dengan cara taat konstitusi, berani mengaku salah dan siap dihukum demi kehormatan negara dan bangsanya.

Ide awal mendirikan negara

Ide awal Bangsa Indonesia menyelenggarakan negara adalah secara bergotong royong. Bukan dengan cara bersaing atau bertarung berebut kekuasaan seperti yang dipraktikkan selama ini. Meski pertarungan politik juga di singgung dalam pidato Bung Karno 1 Juni 1945. Tetapi perdebatan politik di dewan perwakilan rakyat. Bukan di mimbar-mimbar kampanye.

Pertarungan politik di zaman Bung Karno sangat alami. Karena setiap kekuatan politik yang berjuang untuk Indonesia merdeka dihormati dan diakui tidak semua seideologi yang sama dengan Bung Karno.

Jika toh mereka semula terpaksa ikut menerima Pancasila sebagai dasar negara sangat bisa dimaklumi karena mungkin Pancasila dianggap bisa menerima aspirasi dari semua ideologi. Baik yang berwawasan kebangsaan, marxis, islam maupun yang berwawasan tradisional yang termasuk yang dianut para bangsawan yang berdarah penguasa nusantara dan sebagainya.

Perjuangan berat membangun jiwa bangsa.

Perjuangan berat Bung Karno tidak hanya menghadapi perlawanan kawan-kawan seperjuangan yang agaknya tidak lagi bisa menerima Pancasila yang mungkin dianggapnya sebagai ideologi yang masih baru, belum diuji dan belum jelas benar untuk dipakai sebagai ideologi negara.

Bung Karno juga harus berjuang keras melawan kekuatan asing yang luar biasa hebat yang ingin memecah belah bangsa dan negara agar kekayaan negeri ini tidak hanya dinikmati oleh Bangsa Indonesia sendiri.

Perjuangan berat Bung Karno yang sangat menentukan adalah membangun jiwa rakyatnya agar memiliki kebanggaan atas bangsa dan negaranya.

Perjuangan membangun jiwa bangsa bisa dikatakan dari nol besar. Karena sebelum proklamasi rakyat Indonesia sepenuhnya adalah orang-orang berjiwa jajahan negara lain.

Hari ini Bangsa Indonesia tampak bangga dan semakin bersyukur dengan kebangsaan dan negaranya.  Dan yang demikian itu bisa diakui bahwa jiwa bangsa yang bersyukur atas negaranya itulah jiwa Indonesia yang dibangun oleh Bung Karno. Dan berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun