Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selamat dan Salut untuk Polri: Doa 412 Super Damai Sukses

5 Desember 2016   11:10 Diperbarui: 5 Desember 2016   11:26 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang ulama selebritis yang kondang tampak “tausiah” di sebuah acara televisi, sebagai “pemain” watak. Menunjukkan cintanya kepada NKRI. Sang ulama agak setengah berteriak: “Demi Alloh, saya tidak ikhlas NKRI ini bubar!” 

Kata-kata tersebut tanpa disadari memberi isyarat bahwa memang ada pihak-pihak yang tak peduli jika negeri ini bubar. Dari pada merasa tak punya peran apa-apa di NKRI. Tetapi wajah ulama selebritis tidak bisa menutupi senyumnya yang haus pujian dan kerling mata menyindir banyak pihak. 

Rupanya sang ulama selebritis memang menyadari bahwa gayanya bukan cuma dilihat oleh lensa kamera. Tetapi juga sadar, pasti sangat diperhatikan mereka yang berkepentingan dengan kata-kata apa yang diucapkannya. Sebab setiap kata yang diucapkannya pasti ada harganya.

Banyak ulama yang tak menyadari bahwa dirinya telah menata diri seperti para ahli kitab di zaman nabi. Yaitu menjadi bagian dari kayu bakar di neraka.

Beberapa waktu yang lalu Menteri Agama RI  kurang lebih mengatakan bahwa ormas-ormas yang tidak berazas Pancasila akan dibubarkan.

Penulis setuju banget. Tapi yang penting sekali dan mendesak adalah para ulama Indonesia mutlak harus mewujudkan dan mengajarkan Pancasila. Jangan biarkan seluruh ulama Indonesia menjadi kafir karena tidak faham Pancasila. 

Sangat mendesak. Rakyat dan para pemimpin negeri ini butuh mengerti PERINTAH PASTI PELAKSANAAN PANCASILA untuk tegakkan empat pilar kebangsaan. 

Rakyat dan para pemimpin negeri ini tidak butuh sejenis “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila” ajaran Pak Harto. Yang tidak jelas.

Demikian. Salam bahagia dan damai sejahtera bagi yang sempat membaca tulisan ini. Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun