1. Psikologi Pengakuan
Psikologi pengakuan adalah bidang studi dalam psikologi yang berfokus pada bagaimana manusia membentuk, menyampaikan, dan mempertahankan narasi tentang pengalaman pribadi mereka. Dalam konteks ini, pengakuan bukan hanya sekadar pernyataan verbal, tetapi juga refleksi dari dinamika kognitif, emosi, dan sosial yang memengaruhi cara individu mengkomunikasikan pengalaman mereka kepada orang lain. Dua teori penting yang relevan dalam analisis psikologi pengakuan adalah:
a. Teori Consistency Bias
Definisi: Consistency bias adalah kecenderungan kognitif manusia untuk mempertahankan narasi yang koheren dengan pernyataan atau keyakinan mereka sebelumnya. Ini bertujuan untuk menciptakan rasa kontinuitas dan kestabilan dalam identitas pribadi seseorang.
Sejarah dan Pengembangan: Istilah ini diperkenalkan dalam psikologi kognitif untuk menjelaskan bagaimana memori dan narasi seseorang dapat dipengaruhi oleh kebutuhan untuk menjaga konsistensi internal. Kajian tentang bias ini banyak dilakukan dalam penelitian psikologi memori dan psikologi sosial, termasuk studi tentang bagaimana individu mengingat peristiwa masa lalu.
Signifikansi Teoritis: Consistency bias menunjukkan bahwa individu sering kali secara tidak sadar menyaring atau memodifikasi ingatan mereka agar tetap sesuai dengan keyakinan atau narasi yang sudah ada. Fenomena ini penting dalam memahami bagaimana narasi pengalaman luar biasa, seperti klaim transendental, dapat terbentuk dan dipertahankan.
Metode Analisis: Untuk mengidentifikasi consistency bias, peneliti dapat membandingkan narasi seseorang yang disampaikan di berbagai waktu dan konteks untuk mengevaluasi tingkat konsistensi internalnya.
b. Teori Motive Attribution
Definisi: Motive attribution adalah proses di mana individu atau pengamat mencoba mengidentifikasi alasan atau motif di balik tindakan atau pengakuan seseorang.
Sejarah dan Konteks: Teori ini berakar pada psikologi sosial, khususnya dalam kajian tentang atribusi kausal, yang pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Heider pada tahun 1958. Kajian lebih lanjut oleh Bernard Weiner menekankan bagaimana motivasi internal dan eksternal memengaruhi persepsi terhadap perilaku individu.
Signifikansi Teoritis: Dalam analisis pengakuan, teori ini membantu memahami apakah narasi seseorang didorong oleh motif internal (seperti kebutuhan emosional atau kepercayaan tulus) atau motif eksternal (seperti tekanan sosial, keinginan untuk mendapatkan legitimasi, atau manipulasi).