Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membedah Kebenaran Isra Mi'raj melalui Psikologi Pengakuan dan Analisis Forensik Naratif

28 Januari 2025   15:14 Diperbarui: 28 Januari 2025   15:31 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa referensi yang digunakan dalam kajian psikologi dan forensik naratif terkait Isra Mi'raj dapat ditemukan dalam literatur psikologi sosial, studi narasi, serta teori-teori psikologi terkait pengakuan dan perilaku manusia, seperti yang ditulis oleh para ahli seperti Daniel Kahneman (penulis Thinking, Fast and Slow) dan Jerome Bruner dalam bukunya Acts of Meaning. Di bidang forensik, referensi dari ahli forensik naratif seperti John H. Langbein dan Michael D. C. Lewis juga memberikan wawasan tentang bagaimana analisis narasi dapat digunakan dalam verifikasi klaim.

4. Kajian Ilmiah Terkait Teori Ruang-Waktu dan Pengalaman Transendental

Kajian ilmiah terkait teori ruang-waktu dan fenomena transendental sangat relevan untuk memahami dimensi metafisik dari Isra Mi'raj. Dalam konteks ini, dua bidang ilmu yang sangat relevan adalah teori relativitas dan kajian tentang pengalaman transendental dalam psikologi dan spiritualitas.

Teori Relativitas:

Albert Einstein melalui teori relativitas khusus dan umum memberikan pemahaman baru tentang ruang, waktu, dan gravitasi. Konsep waktu yang relatif dan ketergantungannya pada kecepatan serta gravitasi dapat memberikan kerangka untuk menganalisis aspek-aspek tertentu dari Isra Mi'raj, khususnya dalam hal pengalaman waktu yang dialami Nabi Muhammad selama perjalanannya. Beberapa penafsiran metaforis tentang perjalanan waktu dalam konteks Isra Mi'raj bisa disandingkan dengan konsep relativitas waktu ini.

Pengalaman Transendental dalam Psikologi:
Dari sisi psikologi, pengalaman transendental sering dikaitkan dengan pengalaman yang melebihi batas-batas dunia fisik dan menyentuh dimensi spiritual atau mistis. Referensi dari penelitian tentang pencapaian kesadaran tinggi atau pengalaman puncak spiritual, seperti yang dijelaskan oleh psikolog Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan, atau William James dalam bukunya The Varieties of Religious Experience, memberikan wawasan tentang bagaimana pengalaman tersebut dapat diterima dan diproses dalam konteks psikologis.

Fenomena Transendental dalam Sains dan Agama:
Beberapa kajian ilmiah telah mencoba untuk memahami pengalaman transendental seperti Isra Mi'raj dari perspektif ilmu pengetahuan. Misalnya, kajian tentang neurologi, yang mempelajari hubungan antara otak dan pengalaman spiritual, berusaha menjelaskan bagaimana fenomena transendental dapat terjadi pada individu, meskipun sulit untuk diuji atau diukur dengan metode ilmiah biasa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun